Kalianda, Lampung Selatan (ANTARA News) - Produksi rumput laut di Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung dilaporkan menurun akibat kondisi perairan sejumlah daerah sentra budidaya di wilayah tersebut kurang mendukungnya.

Menurut keterangan pedagang pengumpul di desa Sumur Kecamatan Ketapang, Jumali, di Ketapang, Sabtu, mengatakan, kondisi ini akibat terjangan ombak sehingga tanaman rumput itu tidak tumbuh optimal karena terputus terkena ketinggian gelombang laut.

"Terjangan ombak mempengaruhi produksi rumput laut menurun hingga 25 persen dari produksi rata-rata," kata dia.

Menurutnya, budidaya rumput laut saat ini sebagian besar sudah memasuki masa panen dan siap memenuhi sejumlah pasar lokal, namun banyak yang mengalami patah untaiannya akibat tersapu ombak.

Kondisi ini menyebabkan pasokan rumput laut berkurang dan memicu kenaikan harga di pasaran sejak puasa Ramadhan meskipun saat ini permintaan sedikit menurun.

Dia mengatakan, harga rumput laut di tingkat petani turun mulai dari Rp18.000 perkilogram menjadi kisaran Rp16.000 perkilogram dan bahkan ada Rp15.000 perkilogram.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Selatan A Mansyur Sinaga, mengatakan, rata-rata budidaya mengalami penurunan hingga 35 persen dari jumlah produksi normal.

Ini disebabkan perairan wilayah itu kurang mendukung karena dari setiap lajur tanaman sepanjang 40 meter hanya menghasilkan 65-70 kilogram rumput laut basah, padahal seharusnya mencapai 100 kilogram.

Harga rumput laut sendiri masih mahal meskipun sedikit turun usai Ramadhan. Harga rumput laut berkualitas di tingkat petani Rp15.000 perkilogram dan Rp12.000 perkilogram, kata dia.

Untuk mengurangi risiko akibat gelombang laut tinggi, pembudidaya harus lebih membenamkan tanamannya karena ketinggian ombak biasanya terjadi hanya dipermukaan laut.

Menurut dia, setiap pertengahan hingga akhir tahun musim angin timur penyebab ketinggian ombak sering terjadi di sentra terbesar budidaya rumput laut di Lampung Selatan itu.

Sentra pembudidayaan rumput laut di Lampung Selatan berada di Kecamatan Ketapang, Bakauheni, Sragi dan Rajabasa dengan luas potensi lahan 11.000 hektare, namun baru dimanfaatkan hanya 3.000 hektare. (ANT-048/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010