Boltim (ANTARA News) - Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU), Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sulawesi Utara, H Syarkawi Modeong, mengecam keras tragedi penusukan jemaah dan penganiayaan pendeta Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Bekasi.

"Tindakan tersebut hanyalah oknum yang tidak bertanggung jawab, menganiaya umat beragama lain merupakan perilaku orang yang tidak beragama dan tindakan ini tidak dibenarkan dalam Islam," tegasnya Sabtu.

PCNU Boltim mengecam dan sangat menyesalkan tindakan oknum tertentu yang kemudian merembet ke ranah pemeluk agama tertentu.

Ulah oknum tersebut sudah masuk ke wilayah yang lebih sensitif yang melukai perasaan agama lain. Dan umat Islam dimanapun dimuka bumi pasti tidak membenarkannya.

Meski demikian umat beragama di Sulawesi Utara khususnya di Boltim tak boleh terpancing apalagi terprovokasi sehingga merembet kepada isu-isu SARA yang merugikan persatuan dan kesatuan di daerah ini.

"Apapun peristiwa yang terjadi di luar Boltim maupun Sulut tak boleh dibawa-bawa ke daerah ini. Kami sepakat untuk tetap menjaga kerukunan di Sulut dan khususnya Boltim, karena ini sudah harga mati," tegasnya.

Umat Islam di Sulut khususnya Boltim, kata Syarkawi, tidak boleh terpancing dengan tindakan anarkis dan yang dilarang oleh agama.

"Sekali lagi NU tegaskan, itu tindakan orang yang tidak beragama," katanya.

Warga Sulut selama ini dikenal dengan persatuannya dan kehidupannya yang rukun. Ini terlaksana berkat saling pengertian dan hormat menghormati antarumat beragama yang sudah sama-sama dewasa.

"NU akan mengawal persaudaraan yang selama ini sudah terbina. Sekali lagi NU mengutuk tindakan oknum yang melukai perasaan umat tertentu," katanya.  (ANT-260/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010