Pesawaran, Lampung (ANTARA News) - Warga Kabupaten Pesawaran mengeluhkan makin rusaknya jalan provinsi di daerah itu.

"Akibat kerusakan jalan itu, jarak 65 kilometer dari Bandarlampung harus ditempuh tiga jam hingga empat jam untuk mencapai Desa Bawang Kecamatan Punduhpidada," kata Hipni Idris, salah seorang warga Desa Bawang Kecamatan Punduhpidada, Sabtu.

Ia menyebutkan, jalan di Padangcermin mengalami kerusakan parah, termasuk jalan dari perbatasan Kecamatan Padangcermin dan Punduhpidada hingga perbatasan Kabupaten Tanggamus dan Pesawaran.

"Kerusakan jalan itu tampak seperti kubangan kerbau saat hujan, bahkan dalamnya lubang bisa mencapai betis orang dewasa," kata dia.

Menurut dia, mayoritas warga Desa Bawang dan sekitarnya mengeluhkan buruknya kondisi jalan provinsi itu.

Namun hingga kini, jalan sepanjang sekitar 20 kilometer itu belum juga diperbaiki oleh Pemerintah Kabupaten Pesawaran dan Pemerintah Provinsi Lampung.

"Usul perbaikan jalan itu sudah dilakukan oleh pihak warga sejak dua tahun lalu, namun hingga kini jalan itu masih belum diperbaiki," kata dia.

Salah seorang warga Kampung Baru Kecamatan Punduhpidada, Ridwan (35), juga mengatakan hal yang senada.

Ia mengatakan, sudah hampir tiga tahun jalan di wilayahnya tidak pernah diperbaiki pemerintah.

"Jalan provinsi yang melintasi wilayah desa kami rusak parah, bahkan aspal sudah berganti dengan tanah dan batu sehingga akan berdebu apabila kemarau dan penuh kubangan saat hujan," terang dia.

Ia mengharapkan Pemkab Pesawaran melihat langsung kerusakan jalan tersebut dan segera merencanakan perbaikannya.

"Agar perbaikan jalan yang akan dilakukan lebih berkualitas sehingga jalan yang merupakan jalur ekonomi di daerah itu bertahan lama dan melancarkan distribusi hasil bumi dan kebun desa itu," ujar dia.

Desa-desa itu terletak di antara perbukitan dan kawasan pantai, dan setiap harinya jalan yang ada di jalur itu banyak dilalui kendaraan angkutan barang dan penumpang dari kota ke desa maupun sebaliknya.

Kendaraan barang, khususnya truk, yang masuk ke desa itu biasanya mengangkut barang kebutuhan masyarakat, dan sekembalinya mengangkut hasil-hasil bumi seperti kelapa, pisang, coklat, kelapa, kopra, padi, kopi, bahkan banyak pula produksi udang dan ikan.

Truk-truk muatan berat yang masuk ke desa-desa di sana adalah mengangkut bahan bangunan seperti semen, besi, dan sejenisnya untuk memasok bahan pembangunan tambak dan kebutuhan masyarakat yang sedang membangun rumah, gedung sekolah, jembatan, gorong-gorong, dan lainnya. (ANT-050/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010