Medan (ANTARA News) - Belasan aktivis Majelis Mujahidin Indonesia Sumatera Utara mendatangi markas Detasemen Khusus 88 Anti Teror Polda Sumut di Medan, Senin malam sekitar pukul 20:00 WIB.

Kedatangan Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) Sumut itu ke Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror itu terkait penangkapan Bendahara MMI Kasman Hadiyono (43) warga Desa Kota Rantang, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang pada Minggu (19/9) malam.

Namun belasan aktivis MMI Sumut itu tidak berhasil mendapatkan informasi tentang keberadaan Kasman Hadiyono dari petugas Densus 88 Anti Teror Polda Sumut.

Kemudian, dengan didampingi penasehat hukum Julheri Sinaga, belasan aktivis MMI Sumut itu menuju Rumah Sakit Bhayangkara untuk mengetahui keberadaan Kasman Hadiyono.

Julheri Sinaga mengatakan, kedatangan mereka ingin mengetahui alasan pihak kepolisian menahan Kasman Hadiyono dan keberadaan Bendahara MMI Sumut itu karena tidak ada penjelasan resmi.

Pihaknya menduga, Kasman Hadiyono ditahan hanya karena memiliki kaitan sebagai abang ipar dari Marwan alias Nanong yang tewas ditembak Densus 88 Anti Teror Mabes Polri.

Awalnya, pihaknya mencari informasi mengenai Kasman Hadiyono itu ke Mapolda Sumut tetapi tidak ada yang bersedia memberikan keterangan dan disarankan ke markas Densus 88 Anti Teror Polda Sumut.

Namun ketika mendatangi Densus 88 Anti Teror Polda Sumut, pihaknya juga tidak mendapatkan informasi mengenai keberadaan Kasman Hadiyono."Kami heran, kenapa Polri begitu tertutup," katanya.

Sebelumnya, pihak kepolisian melakukan penggrebekan di sejumlah tempat yang diduga menjadi tempat persembunyian pelaku perampokan Bank CIMB Niaga.

Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri mengatakan, jumlah yang ditahan itu sebanyak 18 orang. (I023/S015)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010