Jakarta (ANTARA News) - Plan Internasional menyebutkan, kurangnya investasi pada anak perempuan bisa menyebabkan beberapa tujuan pembangunan milenium (MDGs) terancam gagal, salah satunya pengurangan angka kemiskinan ekstrem dan kelaparan.

"Investasi juga dibutuhkan dalam hal akses layanan kesehatan untuk menghentikan banyaknya kematian anak, mencegah hilangnya akses pendidikan bagi perempuan karena penyakit yang terus-menerus," kata CEO Plan International Nigel Chapman dalam siaran pers yang diterima ANTARA, di Jakarta, Rabu.

Kebutuhan itu juga meliputi pendidikan usia dini, sehingga anak-anak perempuan dan keluarganya lebih terlibat dalam pendidikan mereka.

Menurut Chapman, lima tahun ke depan menawarkan kesempatan yang lebih kecil, ketika para pemimpin dunia dunia harus bertindak cepat dan tegas karena tak ada lagi kesempatan kedua untuk menyelamatkan jutaan anak-anak yang rentan.

Ia mengatakan, Plan memiliki kampanye yang sangat praktis dengan cara tertentu memberikan perlindungan terhadap anak-anak terpinggirkan, serta membuka kesempatan dan hak-hak hidup yang menjadi hak mereka.

"Tapi yang lebih dibutuhkan saat ini adalah komitmen yang lebih besar dari pemerintah. Tanpa itu, jutaan anak-anak akan mati hanya karena meningkatnya jurang antara yang sangat kaya dan sangat miskin," katanya.

Dia mengatakan, MDGs masih dapat dicapai jika sejumlah tindakan praktis segera diambil oleh pemerintah.

"PBB pun telah mengakui bahwa tanpa upaya yang terpadu, cita-cita untuk mengurangi kemiskinan global pada tahun 2015 akan sulit terwujud di banyak kawasan," ucapnya.

Proyek global MDGs terdiri atas delapan sasaran yang mencakup pengurangan angka kemiskinan ekstrem dan kelaparan, peningkatan angka partisipasi pendidikan primer, kesetaraan gender, pengurangan angka kematian anak, peningkatan kesehatan ibu, penyebaran HIV/AIDS, kepastian lingkungan yang berkelanjutan, dan peningkatan kemitraan global.(*)

(T.S037/S018/R009

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010