Gunung Kidul (ANTARA News) - Festival dalang anak pada pada pergelaran seni tradisional Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, diikuti peserta termuda dengan usia 6,5 tahun.

Kepala Bidang Kebudayaan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Gunung Kidul, Eko Sumar Sriwibowo, di Wonosari, Rabu, mengatakan salah satu peserta festival dalang anak baru berusia 6,5 tahun dengan nama Gina Adiya Nugraha berasal dari Kecamatan Paliyan.

"Festival dalang anak meliputi dua ketegori, yaitu kategori pertama untuk dalang usia 14 tahun sampai usia 19 tahun dan kategori kedua untuk dalang usia 13 sampai usia tujuh tahun, namun ada satu peserta yang masih berusia 6,5 tahun yang dimasukan dalam kategori ke dua," katanya pada penutupan festival dalang anak tersebut..

Dia mengatakan dengan diikutinya peserta yang masih berusia belia tersebut dapat menjadi indikasi bahwa minat masyarakat, baik orang tua serta siswa sekolah masih tinggi untuk melestarikan budaya adiluhung pewayangan.

"Keikutsertaan dalang termuda tersebut menandakan bahwa regenerasi pelaku seni tradisional dapat berlangsung dengan baiak sehingga kami tidak sia-sia dengan menggelar festival seni tradisional khusus usia muda," katanya.

Dia mengatakan peserta festival hanya diikuti oleh 9 dalang anak dari dua kategori. "Jumlah peserta hanya sedikit, namun upaya orang tua untuk menanamkan ketertarikan kepada seni tradisional perlu diberi apresiasi tersendiri karena tidak semua orang tua dapat melakukannya dan jarang ditemukan anak muda dapat menekuni seni pedalangan,"katanya.

Dari kategori usia 14 tahun sampai usia 19 tahun festival dalang anak yang mendapat juara pertama adalah Alfian Anggara yekti dari Kecamatan Semanu sedangkan kategori usia 7 tahun sampai usia 13 tahun sebagai juara pertama diraih oleh Putra Laksana Tanjung dari Kecamatan Purwosari.

Sementara itu, Kepala Disbudpar Gunung Kidul, Sudodo, dalam sambutan penutupan acara festival dalang anak mengatakan bahwa dunia pedalangan atau seni tradional wayang kulit bukan hanya sebagai tontonan namun dapat dijadikan tuntunan.

"Menekuni dunia pedalangan dapat menanamkan karakter dan kepribadian kepada anak karena seni tradisional wayang kulit selain sebagai tontonan juga dapat menjadi tuntunan dalam setiap lakon yang dimainkan," katanya.(*)
(ANT-160/H008/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010