Tokyo (ANTARA News) - Beberapa pejabat bea cukai China mulai memperketat pemeriksaan pada pengiriman dari dan menuju Jepang, menyebabkan penundaan, kemungkinan sebagai pembalasan terhadap penahanan kapten kapal nelayan China oleh pemerintah Jepang, kata koran Mainichi pada Senin.

Kapten kapal nelayan Zhan Qixiong telah dibebaskan dan tiba di China pada Sabtu setelah kapalnya bertabrakan dengan kapal patroli Jepang pada 7 September dekat dengan kepulauan bersengketa, dikenal sebagai Diaoyu oleh China dan Senkaku oleh Jepang, sebagaimana dikutip dari Reuters.

China mendesak pemintaan maaf dan kompensasi dari Jepang, yang Perdana Menteri Jepang Naoto Kan tolak, menggambarkan kerentanan hubungan antara kedua ekonomi raksasa Asia yang dirusak oleh masa lalu perang penjajahan, kecurigaan militer dan persengketaan wilayah maritim.

Otoritas bea cukai di Shanghai pada 21 September lalu memberitahu perusahaan besar transportasi Jepang bahwa mereka akan mengambil sampel semua kargo udara, berbeda dengan biasanya yang hanya 30 persen, kata surat kabar Mainichi mengutip sumber yang tidak bersedia untuk diidentifikasi.

Koran Mainichi mengatakan inspeksi pada bea cukai akan menjadi ketat di Beijing dan beberapa tempat juga, dan produk yang berlaku juga termasuk komponen otomotif dan elektronik.

China menjadi mitra perdagangan Jepang tahun lalu dan perdagangan bilateral mencapai 12,6 trilyun yen (150 miliar dolar AS) dalam periode Januari-Juni, lonjakan 34,5 persen pada periode yang sama tahun lalu, menurut data dari Jepang.

Perkembangan terakhir yang keluar adalah kekhawatiran Beijing menahan pengiriman mineral langka bumi yang penting untuk elektronik dan suku cadang otomotif, meski China menyangkal adanya pelarangan ekspor ke Jepang.
(ANT/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010