Jakarta (ANTARA News) - Operator seluler PT Telkomsel meyakini operasional perusahaan tidak akan terganggu, meskipun memiliki total utang sekitar Rp10 triliun.

"Utang jatuh tempo bervariasi dan paling panjang pada 2015," kata Direktur Keuangan Telkomsel, Triwahyusari, di Jakarta, Selasa.

Menurut Tri, total utang yang masih harus dilunasi tersebut merupakan kewajiban kepada perbankan dalam negeri, dan bank asing.

"Utang kepada bank lokal antara lain Bank Mandiri, BNI. Sedangkan utang kepada perbankan asing dalam bentuk Export Credit Agency (ECA) dari kreditor di tiga negara yaitu Filandia, China, dan Swedia," ujar Tri.

Sejumlah kalangan berpendapat, bahwa tingginya beban utang perusahaan akan menggerus laba perseroan, seperti yang dialami PT Bakrie Telecom Tbk, dan PT Indosat Tbk.

Namun Tri, memastikan, untuk mengamankan kinerja keuangan dan operasional Telkomsel, manajemen selalu melakukan evaluasi terhadap sumber-sumber pendanaan.

"Kita tetap melihat dan menyesuaikan pembiayaan operasional dengan tingkat bunga pinjaman," ujarnya.

Pada tahun 2010 anak perusahaan PT Telkom ini mengalokasikan belanja modal (capex) sekita Rp1,3 triliun.

Tri mengaku, pendanaan capex sudah seluruhnya terpenuhi.

"Sebesar 40 persen capex dibiayai dari pinjaman bank, sisanya atau 60 persen dari internal perusahaan," ujarnya.

Ia menuturkan, sebesar Rp5 triliun sudah diperoleh dari perbankan nasional pada Juli 2010.

"Lender (perbankan) kami masih memberikan rekomendasi bahwa perseroan bisa melakukan pijaman hingga dua kali lipat dari total utang saat ini. Rasio DER (debt to equity ratio) kami masih rendah di level 43 persen," ujarnya.

Terkait dengan tahun 2011, Tri menambahkan, bahwa total capex akan lebih rendah dibanding tahun 2010.

Meski tidak menyebutkan besar penurunan capex pada tahun depan, Tri memastikan akan menurun.

"Turun karena biaya pembangunan infrastruktur semakin murah, pembangunan jaringan sebagian dilakukan dengan "upgrade" jaringan yang sudah ada," ujarnya.

Adapun sumber pendanaan capex 2011 menurutnya, masih harus dibicarakan di tingkat manajemen dan pemegang saham.

"Porsi pinjaman perbankan masih akan besar. Selain itu juga memungkinkan dibiayai melalui penerbitan obligasi," ujarnya.

Sebelumnya, Direktur Utama Telkomsel Sarwoto Atmosutarno menuturkan, pihaknya sedang menjajaki penerbitan surat utang yang akan direalisasikan pada Oktober 2011.

Ia mengatakan, proses penerbitan obligasi sedang berlangsung, dengan mempersiapkan berbagai aspek penunjang atas rencana itu.

Sarwoto masih merahasiakan nilai obligasi yang akan diincar perusahaan itu.

(R017/B008/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010