Caracas (ANTARA News) - Presiden Venezuela Hugo Chavez pada Senin mengatakan partai haluan kirinya telah meraih suara mayoritas dan juga kursi di pemilihan legislatif dan mengejek klaim oposisi yang mengatakannya bahwa pihaknya telah kehilangan dukungan signifikan.

Pemimpin itu menolak partai oposisi "kecil" yang mencegah partainya mempertahankan kekuasaan di parlemen (Majelis Nasional) dan mengklaim menang tipis dalam pemilihan umum.

"Mereka selalu berbohong, memanipulasi," kata Chavez dalam konferensi pers pertama sejak pemilu, menggunakan baju hangat berwarna kuning, biru, merah, menyerupai bendera Venezuela.

"Tidak ada keraguan bahwa kekuatan revolusioner mendapat kemenangan besar pada Minggu," kata Chavez mengacu pada "revolusi sosialis yang ia pimpin dalam hampir 12 tahun masa kepemimpinannya.

Komisi pemilihan hanya memberi angka kursi yang dimenangkan, bukan jumlah suara. Perubahan kontroversial dalam aturan pemilu itu berarti partai Chavez mendapatkan lebih banyak kursi dibandingkan suara yang ia peroleh.

Chavez mengklaim Partai Bersatu Sosialis Venezuela (PSUV) yang mendukungnya meraih 5.422.040 suara sementara kubu oposisi koalisi, Unity Table (MUD) memperoleh 5.320.175 suara.

Ia mengatakan 520.000 suara lainnya dimenangkan oleh partai haluan kiri lain, Homeland For Everyone (PPT) yang merupakan pecahan dari partainya dan tidak dapat dikategorikan dalam koalisi oposisi.

Menurut perhitungan suara resmi, partai Chavez meraih 95 kursi sementara pihak oposisi merebut 63 kursi sementara PPT mendapat dua.

Partai berkuasa PSUV tadinya mencari kemenangan 110 kursi atau dua pertiga kursi parlemen untuk membuat Chavez tetap dapat melakukan reformasi dan menduduki posisi-posisi kunci di negara kaya minyak itu.

Chavez dengan kasar menantang koalisi oposisi untuk melakukan referendum terhadap aturannya, enam tahun setelah ia meraih kemenangan yang sama dalam pemilu yang sejenis.

"Saya menantang mereka, sejak mereka ada dalam posisi mayoritas," katanya merujuk pada partai oposisi yang disebut "partiditos" (partai kecil) atau "partai mikro".

Berbagai oposisi bergabung dalam satu kekuatan untuk menantang Chavez setelah menunggu lima tahun karena boikot dalam pemilu 2005.

"Kami mencintai demokrasi" kata Chavez pada Senin, membanggakan tingginya pemilih yaitu sebesar 66 persen dari 17 juta warga yang memiliki hak pilih pada pemilu ke-14 yang diadakan oleh pemerintahnya.

Chavez menolak bila pemilu terpusat kepadanya, setelah ia memimpin gelombang aksi kaos merah pendukungnya sebagai persiapan menuju pemilu.

Hasil pemilu diharapkan membangkitkan kembali parlemen yang didominasi partai pendukung Chavez dan hasil ini juga sekaligus menjadi hasil perhitungan awal bagi pemimpin populis itu, dua tahun sebelum pemilihan presiden yang diincarnya untuk masa jabatan ketiga.

"Hal ini menunjukkan bahwa negara ini memiliki alternatif. Ini adalah bentuk terima kasih atas bersatunya berbagai pihak," kata seorang juru kampanye koalisi oposisi, Ramon Guillermo Aveledo pada Senin pagi.

Pihak oposisi kini menghadapi tantangan untuk dapat bekerja sama dan menyediakan kandidat yang kredibel untuk menyaingi Chavez.

Selama lebih dari satu dekade memerintah, Chavez telah menasionalisasi fasilitas publik, industri-industri kunci dan media, meluncurkan klinik kesehatan dan memberikan program subsidi bagi kaum miskin.

Ia juga meningkatkan tekanan kepada kelompok oposisi dan mereka yang berbeda dengannya.

Kampanye kubu oposisi berfokus pada isu seputar tingkat pembunuhan di Venezuela yang tertinggi di dunia dan catatan inflasi.

Chavez mendapat mengaruh kuat dari Komunis Kuba dan kerap melawan kebijakan AS meski AS tetap menjadi pembeli utama minyak Venezuela.

Kongres baru akan resmi diangkat pada Januari, demikian laporan AFP.

(KR-DLN/M016/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010