Kediri (ANTARA News) - Gedung Sekolah Dasar Negeri (SDN) Adan-Adan Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, untuk kali keduanya ambruk diterjang angin kencang sehingga para siswa resah.

Penjaga SDN Adan-Adan, Sobirin, di Kediri Rabu mengatakan, walaupun saat ambruk, anak-anak tidak sedang dalam kegiatan belajar mengajar, dampak yang ditimbulkan cukup besar. Aktivitas pendidikan mereka terganggu, karena ruang kelas yang rusak.

Ia menyebutkan, jumlah gedung yang rusak di sekolah tersebut ada dua bangunan. Karena dua bangunan yang seharusnya digunakan untuk kegiatan belajar mengajar rusak, proses kegiatan belajar pun harus bergantian.

"Mereka terpaksa bergantian untuk kegiatan belajar mengajar. Kelas yang kosong digunakan untuk belajar anak-anak dari kelas lainya," ujarnya.

Ia cukup prihatin dengan kondisi bangunan yang rusak tersebut. Kegiatan anak-anak untuk belajar menjadi terganggu, terlebih lagi bulan depan sudah masuk tengah semester dan harus ujian.

Menurut dia, sekolah sudah melaporkan hal ini ke dinas terkait. Namun, hingga saat ini belum ada tanggapan. Dengan kondisi tersebut, pihak sekolah hanya bisa bersabar.

Sementara itu, beberapa siswa yang bersekolah di SDN tersebut merasa terganggu. Mereka khawatir, jika ruang kelas yang sudah rusak tersebut menimpa mereka, sehingga enggan menggunakanya.

"Kami tidak nyaman rasanya belajar bergantian. Tetapi, kami tidak dapat berbuat banyak, karena gedung sekolah masih rusak. Kami berharap, bisa belajar dengan nyaman lagi," kata Dita, pelajar kelas empat SDN tersebut.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri Baidowi, mengatakan Dinas Pendidikan hanya mengajukan sepuluh sekolah dasar yang akan mendapat anggaran percepatan pembangunan infrastruktur tahun 2010.

Ia mengaku, jumlah itu memang cukup kecil dibanidng jumlah ruang kelas yang rusak di kabupate, yang diperkirakan mencapai 1.000 ruang kelas, tersebar di seluruh daerah.

Pihaknya menyebut, kerusakan bangunan itu rata-rata karena usia. Bangunan itu masuk sekolah inpres, sehingga ruang kelas sudah banyak yang memerlukan perbaikan.

Perbaikan seluruh ruang kelas yang rusak, diperkirakan bisa tuntas hingga 2014. Dalam kurun waktu itu, Dinas Pendidikan juga akan berupaya untuk memperbaiki, baik dengan pengajuan DAK maupun anggaran perbaikan sekolah lainnya.

(ANT-073/C004/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010