Islamabad (ANTARA News/Reuters) - Seorang komandan utama Taliban Pakistan mengukuhkan hubungan kelompoknya dengan Al-Qaeda dan berjanji memberlakukan hukum Islam di seluruh dunia, menurut wawancara video yang diperoleh Reuters.

Pernyataan Wali-ur-Rehman, komandan Tehrik-e-Taliban Pakistan (TTP) di Waziristan Selatan, itu menggarisbawahi upaya untuk mengangkat profil kelompoknya di luar Pakistan, dimana mereka telah melancarkan gelombang serangan mematikan.

"Al-Qaeda adalah organisasi global dengan cabang-cabang yang tersebar di seluruh dunia, apakah itu negara-negara Arab, Eropa, Amerika atau anak benua," kata Rehman, yang duduk di lantai dengan diapit dua pengawalnya. Sebuah senapan Kalashnikov tergeletak di dekat kakinya.

"Banyak organisasi terikat dengannya. Kami menyetujui sepenuhnya ideologi dan agenda mereka," katanya.

"Kami akan memperluas perang ini selama 10 tahun mendatang," tambah komandan Taliban Pakistan itu.

Wawancara itu dilakukan oleh seorang wartawan Pakistan di Waziristan Utara yang bekerja untuk seorang wartawan asing, yang memberikan video itu secara eksklusif kepada Reuters.

Seorang ahli mengenai video militan mengatakan, pernyataan Rehman itu menunjukkan ambisi global TTP yang meningkat, dan itu harus ditanggapi dengan serius.

"TTP tidak bisa lagi dianggap sebagai aktor ancaman lokal," kata Ben Venzke, pejabat eksekutif utama IntelCenter di Washington, yang mengkonfirmasi bahwa pembicara dalam rekaman itu adalah Rehman.

Pada 1 September, para jaksa AS menuntut pemimpin TTP Hakimullah Mehsud dalam kasus serangan yang menewaskan tujuh pegawai CIA di sebuah pangkalan AS di Afghanistan pada Desember tahun lalu.

TTP telah diumumkan sebagai sebuah organisasi teroris asing, dan Mehsud serta Rehman diburu dengan iming-iming hadiah lima juta dolar.

Rehman, pembantu dekat Mehsud, mengatakan dalam wawancara itu, pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden masih hidup dan terus memimpin operasi.

Ia menambahkan bahwa saat ini ada "sedikitnya" 2.500 gerilyawan di Waziristan Selatan yang memerangi pasukan Pakistan dan sekitar 18.000 gerilyawan TTP di berbagai penjuru negara itu.

Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan.

Pasukan Pakistan meluncurkan ofensif udara dan darat ke kawasan suku Waziristan Selatan pada 17 Oktober 2009, dengan mengerahkan 30.000 prajurit yang dibantu jet tempur dan helikopter meriam.

Meski terjadi perlawanan di Waziristan Selatan, banyak pejabat dan analis yakin bahwa sebagian besar gerilyawan Taliban telah melarikan diri ke daerah-daerah berdekatan Orakzai dan Waziristan Utara.

Waziristan Utara adalah benteng Taliban, militan yang terkait dengan Al-Qaeda dan jaringan Haqqani, yang terkenal karena menyerang pasukan Amerika dan NATO di Afghanistan, dan AS menjadikan daerah itu sebagai sasaran serangan rudal pesawat tak berawak.

Beberapa analis juga telah memperingatkan bahwa Taliban dan sekutu mereka akan meningkatkan serangan terhadap pasukan keamanan di Bajaur dan kawasan suku lain lagi untuk mengalihkan fokus perhatian dari Waziristan Selatan.

Para pejabat AS mengobarkan perang dengan pesawat tak berawak terhadap para komandan Taliban dan Al-Qaeda di kawasan suku baratlaut, dimana militan bersembunyi di kawasan pegunungan yang berada di luar kendali langsung pemerintah Pakistan.

Serangan-serangan rudal AS menewaskan lebih dari 100 militan sejak 3 September di kawasan itu, yang disebut-sebut Washington sebagai tempat paling berbahaya di Bumi.

Pejabat-pejabat AS mengatakan, pesawat tak berawak merupakan senjata sangat efektif untuk menyerang kelompok militan. Namun, korban sipil yang berjatuhan dalam serangan-serangan itu telah membuat marah penduduk Pakistan.

Lebih dari 1.100 orang tewas dalam lebih dari 130 serangan pesawat tak berawak di Pakistan sejak Agustus 2008, termasuk sejumlah militan senior. Namun, gempuran-tempuran itu telah mengobarkan sentimen anti-Amerika di negara muslim konservatif itu.

AS meningkatkan serangan rudal oleh pesawat tak berawak ke Waziristan Utara setelah seorang pembom bunuh diri Yordania menyerang sebuah pangkalan AS di seberang perbatasan di provinsi Khost, Afghanistan, pada akhir Desember, yang menewaskan tujuh pegawai CIA.

Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan. (M014/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010