Jakarta (ANTARA News) - Mantan Ketua PP Muhammadiyah Buya Syafii Maarif sangat menyesalkan tindakan perusakan Gedung Dakwah Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan oleh sekelompok orang tak dikenal pada Jumat malam (24/9), sehingga meresahkan masyarakat, khususnya warga Muhammadiyah.

"Apa pun persoalannya dan siapa pun korbannya, melakukan penyerangan dan perusakan tidak dapat dibenarkan. Terlebih ini yang jadi sasaran adalah fasilitas sosial umat," kata Syafii dalam siaran persnya yang diterima ANTARA, Kamis.

Ia menyebutkan berdasarkan penuturan pengurus PDM Gowa, tindakan anarkis tersebut disinyalir masih berkaitan dengan konflik politik pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Gowa yang sudah berlalu, padahal pasangan Bupati dan Wakil Bupati terpilih, Ichsan Yasin Limpo-Abd Razak Badjidu, sudah dilantik bulan Agustus lalu.

Bagi Pendiri MAARIF Institute ini, hanya orang-orang yang sudah kehilangan akal sehatnya yang tega berbuat demikian.

"Kami mendesak aparat kepolisian untuk segera mengusut para pelaku perusakan dan menyingkap motivasi tindakan yang sangat mencederai demokrasi ini. Jika persoalan ini dibiarkan berlarut-larut tanpa ada keseriusan dari pihak yang berwenang maka akan sangat tidak sehat bagi kehidupan toleransi masyarakat di tingkat akar rumput," kata Direktur Eksekutif MAARIF Institute, Fajar Riza Ul Haq.

Menurut dia, kasus perusakan Gedung Dakwah Muhammadiyah ini tidak bisa dipandang remeh karena bisa berpotensi memicu konflik horizontal yang lebih serius. Terlebih, fasilitas ini merupakan simbol penting dari sebuah organisasi Islam terbesar di Indonesia.

"Kami sangat mendukung dan mengapresiasi sikap pimpinan Muhammadiyah Gowa yang menyerahkan pengusutan kasus ini kepada polisi. Langkah ini sangat positif, Muhammadiyah tidak terpancing dan mengedepankan akal sehat dan menghormati hukum," ungkap Fajar.

Guna mencegah aksi vandalis ini memancing kecurigaan dan `mistrust` di kalangan masyarakat, khususnya di Gowa, ia menghimbau para pelaku segera menyerahkan diri kepada polisi.

"Keseriusan polisi sangat dinanti di saat publik resah dengan adanya berbagai aksi kekerasan belakangan ini," ucapnya.(*)
(ANT/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010