Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengatakan bahwa Indonesia berkolaborasi dengan negara-negara Asia Tenggara yang lain untuk memperkuat kapasitas surveilans dan identifikasi virus corona penyebab COVID-19.

"Serupa dengan inisiasi global melalui inisiatif GISAID, kolaborasi antar-negara ini penting untuk memperkuat surveilans terkait penyebaran dan identifikasi dini virus SARS-CoV2 dan berbagai variannya," kata Handoko saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.

Ia mengemukakan bahwa pandemi COVID-19 merupakan masalah bersama bagi negara-negara di dunia sehingga upaya penanggulangannya juga harus dilakukan bersama-sama, termasuk dalam hal surveilans dan identifikasi varian virus.

"Upaya ini tentu tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri, dan harus melibatkan negara di kawasan dan bahkan global," katanya.

Menurut Handoko, Indonesia sejak awal pandemi COVID-19 telah menjadi bagian dari ASEAN COVID Genomics Project dan ASEAN-Wide Anti-COVID-19 Sero-Surveillance Study.

Indonesia, ia melanjutkan, juga mendukung upaya global dalam mengidentifikasi varian virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 dengan mengirim hasil pengurutan genom menyeluruh virus corona ke Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID).

Virus corona tipe SARS-CoV-2 mengalami mutasi dan menghadirkan varian-varian baru. Varian-varian baru virus corona yang muncul di antaranya ada yang lebih cepat menular dan lebih ganas.

Kondisi yang demikian membuat kapasitas surveilans dan identifikasi varian virus corona untuk mengetahui karakteristik serangan virus menjadi penting dalam upaya penanggulangan penularan COVID-19.

Baca juga:
Kasus COVID-19 Jakarta bertambah 8.348 dengan 128 kasus varian baru corona
Pemerintah percepat proses analisis genom untuk deteksi varian corona

 

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2021