Jakarta (ANTARA News) - Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) meminta seluruh ormas Islam di Indonesia mendesak pemerintah Amerika Serikat secepatnya membubarkan penjara untuk para tersangka teroris asing di pangkalan militer AS di Teluk Guantanamo, Kuba. "Ini kesempatan seluruh ormas Islam meminta pemerintah Indonesia agar mendesak Presiden Obama (Presiden AS yang baru dilantik) mewujudkan janjinya membubarkan penjara Guantanamo," kata Ketua DPD LDII DKI Jakarta, KH Teddy Suratmadji, saat penutupan pelatihan dai, demikian keterangan tertulis LDII di Jakarta, Kamis. Menurut Teddy, pemerintahan Obama harus mewujudkan perdamaian di Timur Tengah terutama di jalur gaza. "Campur tangan Amerika Serikat sangat diperlukan untuk menyelesaikan persoalan di Palestina karena serbuan Israel telah melukai seluruh umat Islam tidak hanya di Palestina tapi juga di Indonesia," katanya. Diberitakan, beberapa jam setelah dilantik (21/1), Obama memerintahkan para jaksa militer di pengadilan kejahatan perang Guantanamo untuk mengusahakan penghentian pemeriksaan selama 120 hari atas semua perkara yang belum diputuskan. Obama berjanji akan menutup kamp penjara Guantanamo yang dianggap menodai catatan hak asasi manusia AS dan satu simbol penyiksaan tahanan dan penahanan tanpa tuduhan di bawah pemerintah orang yang digantikannya, mantan presiden George W Bush. Teddy mengatakan, seluruh ormas Islam seharusnya bersatu untuk membela umat Islam di negara lain seperti di Palestina. Umat Islam, katanya, jangan hanya dengan melakukan aksi demonstrasi tetapi juga memberikan dukungan dana yang dapat disalurkan melalui lembaga kemanusiaan. "Aksi demonstrasi juga tidak salah tetapi alangkah baiknya juga mengumpulkan dana dukungan kepada warga Palestina," kata Teddy. Meski demikian, Teddy juga mengingatkan agar pemerintah dan pemimpin Indonesia untuk tidak berharap terlalu besar terhadap kepemimpinan Obama. "Meski kita akan menagih janji pemerintahan Obama, tapi bangsa Indonesia juga harus tidak terlalu berlebihan menyambut kemenangan Obama seperti yang terjadi semalam," katanya. Sementara itu, sebelumnya pemerintah propinsi DKI meminta kalangan ulama dan mubalig untuk ikut serta membantu pemda menyadarkan bahaya dan ancaman global yang terjadi saat ini. "Peran dai di tengah masyarakat menjadi sangat penting. Peran yang tidak dapat sepenuhnya tergantikan oleh birokrasi pemerintah, khususnya dalam perannya melakukan pembinaan moral dan akhlak masyarakat," kata Asisten Kesejahteraan Masyarakat (Askesmas) Provinsi DKI Jakarta yang membuka acara tersebut, Efendi Anas. Ia mengatakan, dai merupakan salah satu panutan, dan suaranya cukup didengarkan oleh masyarakat, maka keberadaannya sangat efektif dalam turut serta membantu sosialisasi program-program pemerintah, khususnya di kota besar dan padat seperti Jakarta. Menurut Efendi pembinaan moral dan perang terhadap kemaksiatan tidak bisa dilakukan pemda DKI secara sendirian. Untuk itu, perlu peran serta masyarakat terutama kalangan ulama. Hal senada juga diungkapkan Ketua MUI DKI Jakarta DR KH Hamdan Rasyid, MA. Dalam sambutannya, ia meminta seluruh elemen masyarakat untuk tetap menjaga persatuan diantara kalangan umat Islam dan menjaga toleransi beragama dengan penganut agama lain. "Sebagai umat yang terbesar di Indonesia, umat Islam hendaknya dapat menjaga persatuan dan tidak terpancing oleh segala rekayasa pihak asing yang menginginkan adanya perpecahan," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009