Johannesburg (ANTARA News) - Presiden Organisasi Sepak Bola Internasional (FIFA) Sepp Blatter di Johannesburg, Selasa, akhirnya secara terbuka menyampaikan permintaan maaf atas kesalahan yang dilakukan wasit selama berlangsungnya Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan.

Blatter juga berjanji akan mengkaji kembali kemungkinan penggunaan teknologi untuk memastikan terjadinya gol.

"Setelah pengalaman sejauh ini di Piala Dunia 2010, bukan hal yang tidak mungkin untuk mempergunakan bantuan teknologi dalam menentukan sah atau tidaknya gol," kata Blatter di Stadion Soccer City.

"Saya telah menyampaikan permintaan maaf dan menyesalkan terjadinya kesalahan yang dilakukan oleh wasit," katanya.

Kecaman terhadap wasit yang sering membuat kesalahan akhirnya memuncak setelah terjadinya dua kesalahan oleh wasit saat memimpin dua dua pertandingan penting di babak 16 besar.

Dua kesalahan kontroversial tersebut adalah saat tendangan keras Frank Lampard membentur tiang dan bola memantul di bagian dalam garis gawang saat Inggris akhirnya menyerah 1-4 kepada Jerman.

Jika wasit jeli melihat apa yang terjadi, maka seharusnya Inggris bisa menyamakan kedudukan menjadi 2-2.

Pada pertandingan sebelumnya, gol Carloz Tevez yang jelas-jelas sudah berdiri dalam posisi off-side disahkan oleh wasit Roberto Rosetti, sehingga Meksiko pun menjadi korban setelah dikalahkan Argentina 1-3.

Tayangan lambat di layar lebar di stadion berkali-kali memperlihatkan dan menjadi bukti bahwa wasit memang telah melakukan kekeliruan karena Tevez benar-benar berada dalam posisi offside.

"Saya telah menyampaikan permintaan maaf kepada delegasi Inggris dan Meksiko. Tim mengatakan "terima kasih" dan menerima kekalahan. Meksiko juga juga telah menerima keputusan itut," kata Blatter, pria asal Swiss tersebut.

Pertemuan untuk membahas rencana penerapan teknologi, seperti yang juga dilakukan pada pertandingan tenis, akan dilangsungkan di Cardiff, Inggris, 21-22 Juli mendatang.

Blatter mengatakan bahwa hanya teknologi yang bisa membantu untuk melihat proses terjadi gol di garis gawang. Teknologi juga bisa menghindari proses gol seperti yang terjadi saat Thierry Henry mencetak gol dengan bantuan tangan pada pertandingan krusial antara Perancis dan Irlandia di kualifikasi Piala Dunia 2010, November lalu.

"Pada prinsipnya, kita akan membahas penggunaan teknologi garis gawang pada pertemuan nanti," katanya.

Sebelumnya, Blatter bersikeras untuk tidak menggunakan bantuan teknologi untuk membantu keputusan wasit dengan alasan untuk menjaga "unsur kemurnian sepak bola dan unsur kemanusiaan" dalam permainan.(*)

(A032/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010