Washington (ANTARA News/AFP) - Amerika Serikat, Kamis mengatakan, bahwa raksasa energi Total dari Prancis, Shell Inggris-Belanda, Statoil dari Norwegia dan Eni Italia telah berjanji untuk mengakhiri investasi mereka di Iran.

Janji diberikan sejalan dengan tindakan keuangan dan energi baru yang keras Kongres AS kepada Iran pada Juni, yang datang di atas sanksi Dewan Keamanan PBB yang dikenakan awal bulan yang sama untuk mengekang ambisi nuklir Iran.

"Saya senang mengumumkan bahwa kami telah menerima komitmen dari empat perusahaan energi internasional untuk mengakhiri investasi mereka dan menghindari setiap kegiatan baru di sektor energi Iran," Deputi Menteri Luar Negeri AS James Steinberg mengatakan, menyebut langkah "sebuah kemunduran yang signifikan kepada Iran."

Steinberg mengatakan langkah tersebut membuat perusahaan memenuhi syarat untuk menghindari sanksi AS.

Perusahaan-perusahaan "telah memberikan jaminan kepada kami bahwa mereka telah berhenti," atau mengambil langkah untuk menghentikan bisnis dengan Iran, katanya.

"Namun, beberapa perusahaan minyak internasional belum berkomitmen untuk kegiatan-kegiatan baru apapun di sektor migas Iran. Dan untuk alasan ini departemen luar negeri meluncurkan investigasi ke perusahaan-perusahaan," katanya.

Dia tidak akan mengidentifikasi perusahaan-perusahaan atau mengatakan ada berapa banyak.

Dua senator mendesak Hillary Clinton pada Selasa untuk memastikan bahwa pemerintah menghukum perusahaan China dan Turki yang dilaporkan memberikan Iran dengan produk minyak olahan.

Steinberg juga mengatakan departemen luar negeri memutuskan untuk memberlakukan sanksi terhadap Naftiran Intertrade Company (NICO), anak perusahaan perusahaan minyak nasional Iran berbasis di Swiss, untuk keterlibatannya dalam sektor energi Iran.

Pejabat Departemen Luar Negeri Douglas Engel mengakui bahwa perusahaan AS sudah dilarang dari sebagian besar transaksi dengan perusahaan tersebut, namun mengatakan langkah itu "tidak mengirim

pesan" kepada perusahaan di negara-negara lain untuk tidak bekerja dengan NICO.

Langkah-langkah terbaru terjadi sehari setelah Presiden AS Barack Obama memerintahkan sanksi terhadap delapan pejabat senior Iran yang diduga melakukan pelanggaran hak asasi manusia tindakan keras terhadap mereka yang memprotes pemilu 2009.

Ini adalah pertama kalinya Washington mengenakan sanksi terhadap Iran berdasarkan tentang pelanggaran hak asasi manusia, Clinton mengatakan. (A026/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010