Surabaya (ANTARA News) - Presiden PKS Ustadz H Luthfi Hasan Ishaq menyatakan, partai politik (parpol) yang dipimpinnya siap menjadi kanal untuk mengatasi "drama" kekerasan akhir-akhir ini.

"Di negara kita akhir-akhir ini muncul drama kekerasan dimana-mana," kata presiden ke-3 PKS itu dalam sambutan pada pembukaan Muswil Ke-2 PKS Jatim di Surabaya, Jumat.

Di depan 250-an peserta Muswil PKS Jatim dan Gubernur Jatim Soekarwo yang membuka acara itu, ia mengatakan pihaknya memberi apresiasi kepada penegak hukum untuk mereduksi pelanggaran hukum.

Namun pihaknya juga mengimbau pemerintah untuk melibatkan organisasi politik (orpol), organisasi kemasyarakatan (ormas), dan komponen masyarakat lainnya dalam menyerapkan aspirasi masyarakat yang tersumbat.

"Kami siap menjadi kanal dari berbagai aspirasi masyarakat yang tersumbat, tapi kami minta pemerintah untuk tidak memarjinalkan peran orpol dan ormas, sehingga masyarakat memiliki kanal untuk menyalurkan aspirasi kepada pemerintah," katanya.

Ia menjamin PKS sebagai parpol terbesar ke-4 dan parpol Islam terbesar siap menampung aspirasi seluruh warga negara tanpa memandang agama, suku, dan ideologi.

"Karena itu, saya minta kader-kader PKS untuk bersinergi dengan komponen masyarakat lainnya guna mendorong kesadaran tentang pentingnya ukhuwah (persatuan) dan toleransi," katanya.

Dalam pembukaan yang dilakukan dengan pemukulan bedug oleh Gubernur Jatim itu, ia meminta kader-kader untuk tidak bersikap eksklusif, karena sikap itu melanggar garis perjuangan PKS.

Secara terpisah, Sekretaris Umum DPW PKS Jatim H Arif Hari Setiawan mengatakan, Muswil PKS yang berlangsung hingga 3 Oktober itu juga akan melakukan evaluasi dukungan kepada Gubernur Jatim Soekarwo.

"Selain pengumuman pengurus PKS Jatim yang baru, Muswil itu juga akan mengevaluasi kepemimpinan beliau dalam sidang Komisi Kebijakan Publik. Kami akan mengevaluasi janji-janji beliau selama kampanye, seperti APBD untuk rakyat itu terlaksana atau tidak," katanya.(*)

(T.E011/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010