Jakarta (ANTARA News) - Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), Laksamana TNI Agus Suhartono, berharap tidak ada anggotanya yang terlibat mendukung berbagai aksi perampokan dan kekerasan bersenjata akhir-akhir ini.

"Mudah-mudahan tidak begitu," katanya, usai menerima tongkat Panglima TNI dari Jenderal TNI Djoko Santoso di Jakarta, Sabtu.

Ia mengemukakan hal itu berkaitan adanya sinyalemen kemungkinan keterlibatan anggota TNI dalam aksi kriminal bersenjata, bahkan ada yang mengaitkannya dengan masalah minimnya kesejahteraan prajurit.

Panglima TNI menegaskan, pihaknya terus berupaya meningkatkan kesejahteraan prajurit baik fisik maupun non-fisik.

"Kesejahteraan fisik, antara lain kecukupan sandang, pangan dan papan, kenaikan uang lauk pauk, tunjangan kinerja dan renumerasi," kata Agus.

Ia berharap, agar berbagai upaya peningkatan kesejahteraan prajurit itu dapat segera direalisasikan oleh negara.

"Dengan tingkat kesejahteraan yang memadai, maka diharapkan tidak ada anggota TNI yang mendukung aksi-aksi perampokan dan kekerasan bersenjata," ujarnya.

Sebagai Panglima TNI yang baru, Agus mengemukakan, menyadari tantangan yang dihadapi TNI ke masa depan tidak ringan dan semakin kompleks.

Namun, ia mengungkapkan, dengan dukungan para sesepuh TNI, purnawirawan dan seluruh komponen bangsa, maka TNI mampu menjalankan tugas pokoknya sesuai amanat UU No34/2004, katanya menambahkan.

Agus mengatakan, untuk menjalankan tugas pokoknya secara maksimal perlu didukung soliditas dan solidaritas tidak saja antaranggota TNI, tetapi antara TNI dan purnawirawan, sesepuh TNI serta komponen bangsa lainnya, termasuk rakyat.

"Soliditas dan solidaritas, merupakan kunci keberhasilan TNI dalam menjalankan tugas pokoknya sesuai UU TNI, dan Rencana Strategis dengan konsep trimatra terpadu," ujar Agus.

TNI, tambah Panglima TNI, harus lebih profesional, tangguh, mencintai dan dicintai rakyat.
(T.R018/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010