Pemalang (ANTARA News) - Ketua Komisi Nasional Keselamatan Transportasi Tatang Kurniadi mengatakan, timnya akan menyelidiki persoalan satu jalur terdapat dua kereta api dalam kasus tabrakan di Stasiun Petarukan Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.

"Ini yang menjadi titik berat kami dalam melakukan investigasi pada kasus ini. Kenapa dalam satu jalur terdapat dua kereta, sedangkan kereta yang satu belum pergi," katanya di lokasi kejadian Stasiun Petarukan Pemalang, Sabtu malam.

Menurut dia, ini yang harus mendapat jawaban dalam peristiwa tersebut, termasuk meminta keterangan dari sejumlah saksi.

"Kami akan merekomendasi keakuratan dari seluruh sistem dan melakukan pengecekan," katanya.

Ia mengatakan, Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyesalkan atas kasus tabrakan kereta api (KA) yang telah menewaskan banyak korban.

Dari catatan KNKT, kasus kecelakaan KA pada 2007 hanya menimbulkan sembilan korban tewas dan luka berat 197 orang, disusul 2008 korban tewas tujuh orang, 36 luka berat dan 2009 korban tewas enam orang serta 137 orang luka berat.

"Namun, justru di saat kami sedang mempromosikan moda transportasi sudah membaik terjadi puluhan korban meninggal dunia," katanya.

Ia nmengatakan, untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan KA, KNKT merekomendasikan seluruh awak perlu diberi penyegaran untuk melihat rambu-rambu yang tergalang ataupun tertutup.

"Selain itu, kami juga akan merekomendasikan sistem materi, sarana, dan prasarana, termasuk pemasangan rambu-rambu yang harus sudah terlihat dari jauh," katanya.

Sementara itu, petugas Stasiun Petarukan mengundang puluhan warga melakukan tahlilan untuk mendoakan para korban tewas dalam kasus tabrakan KA Senja Utama dengan Argo Anggrek di pelataran stasiun setempat.

Samsi, seorang warga yang mengikuti tahlilan mengatakan, kegiatan ini sudah menjadi tradisi warga Desa Jatimulyo ketika KA mengalami kecelakaan dengan mengakibatkan korban jiwa.

"Kami memang diundang oleh petugas Stasiun Petarukan melakukan tahlilan setelah ada kecelakaan KA di daerah ini. Selain itu, warga Desa Serang yang berdekatan dengan stasiun juga melakukan hal sama," katanya.
(KR-KTD*H015/R014)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010