Baghdad (ANTARA News/Reuters) - Dua pejabat senior keamanan di provinsi Diyala di Irak utara telah ditangkap berkaitan dengan satu rencana untuk membom gedung pemerintah provinsi itu.

Unit pasukan anti-tertorisme khusus telah menangkap Brigadir Jendral Amir a-Taie, penasehat keamanan Gubernur Diyala Abdul-Nassir al-Mahdawi, dan Letnan Mahana al-Jubouri, kepala unit keamanan gedung tersebut, Ahad, menurut Muthana al-Timimi, kepala komite keamanan dewan provinsi itu.

Belum ada dakwaan yang diajukan, kata beberapa pejabat.

"Penangkapan itu dilakukan melalui operasi keamanan khusus Diyala dengan tuduhan melakukan ancaman yang ditargetkan terhadap bangunan pemerintah setempat," ujar Timimi.

Keamanan telah diperketat Ahad di sekitar gedung pemerintah di ibukota Diyala, Baquba, itu. Bangunan tersebut menampung kantor gubernur dan dewan provinsi itu.

Pos pemeriksaan keamanan dan tembok beton ditambah dan setiap orang, termasuk pejabat, yang akan masuk bangunan itu diperiksa.

"Sekarang situasinya telah terkendali dan bahaya telah berkurang," tambahnya.

Diyala, wilayah etnik campuran di tmurlaut Baghdad, tekah menyaksikan beberapa kekerasan terburuk sejak serangan pimpinan Amerika Serikat pada 2003.

Sementara kekerasan secara keseluruhan di Irak telah menurun sejak puncak pembunuhan sektarian pada 206-2007, pemboman dan serangan lainnya oleh gerilyawan Al Qaida dan milisi Syiah terjadi secara tetap.

Diyala, sebagian besar penduduknya Arab, tapi memiliki warga Syiah dan Kurdi yang signifikan.

Gerilyawan diyakini akan berusaha untuk mengeksploitasi kekosongan politik yang menyusuli pemilihan yang hasilnya tak meyakinkan di Irak Maret lalu. Hampir tujuh bulan kemudian, kelompok Syiah, Sunni dan Kurdi terus bertengkar soal jabatan-jabatan dalam pemerintah baru.

Gerilyawan sering menyerang polisi, tentara dan pegawai pemerintah dalam upaya untuk mendiskreditkan pemerintah dan mengganggu demokrasi yang mulai timbul di Irak, kata beberapa pemimpin militer.

Sejumlah pejabat keamanan Diyala menyatakan mereka memiliki data intelijen mengenai rencana kelompok-kelompok bersenjata untuk menyerang bangunan pemerintah.

"Informasi intelijen telah diterima dari aparat-aparat keamanan bahwa ada bom mobil yang akan ditargetkan terhadap gedung pemerintah," kata Mayor Ghalib al-Jubouri, jurubicara polisi di Diyala. (S008/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010