Empat hari mantan pemain Singapore Armed Force Football Club (SAFFC) tersebut mengikuti latihan bersama skuad "Ayam Kinantan". "Namun, berdasarkan pantauan kemampuannya jauh dari harapan kami," kata Zulkarnain usai memimpin latihan di Stadion Teladan Medan, Kamis sore.
Zulkarnain belum bisa memberitahukan kapan pemain tersebut akan dipulangkan menyusul tidak kunjung tampil baik. Menurutnya, keputusan pengurus untuk mendatangkan pemain berkulit hitam tersebut membuatnya tidak bisa memerintahkannya segera angkat koper.
"Kemampuannya memang tidak pas untuk kami rekomendasikan. Untuk menyuruhnya pulang, kami tidak bisa. Itu semua tergantung keputusan pengurus," tutur Zulkarnaen mantan pemain PSMS era 1970-an ini.
Begitu juga dengan rencana PSMS melakoni partai ujicoba dengan Persatuan Sepakbola PT Tasik Raja (Persepara), 10 Oktober nanti, pria yang akrab disapa bang Zul ini juga belum bisa memutuskan.
"Maunya dia tidak ikut karena untuk apa lagi. Tapi kalau pengurus berkata lain, kami akan ikuti," sebutnya.
Sejak mengikuti latihan perdana bersama skuad "The Killer" (julukan lain PSMS-red), performa Daniel memang dikritik tidak hanya oleh pelatih, juga oleh tiga asisten pelatih Suyono, pelatih fisik Nasib Iwan dan pelatih penjaga gawang Waluyo.
Sebagai pemain asing, kemampuannya masih tidak jauh berbeda dengan beberapa pemain lokal. Bahkan beberapa pemain lokal malah punya kemampuan lebih baik.
Berdasarkan pantauan ANTARA, Daniel White bahkan tidak diberi kesempatan mengenakan rompi latihan yang biasa digunakan pemain untuk menentukan skuad inti bersama beberapa pemain lain yang tidak mengenakan rompi berwarna kuning.
Padahal, sebagian besar skuad seleksi impor tetap diberi kesempatan untuk menunjukkan performa terbaiknya, sebelum dinyatakan layak atau tidak. Tidak seperti White, berbagai tes kemampuan dan tes fisik yang dijalankan ternyata dinilai payah.
Bisa dipastikan, dari 31 pemain asing yang pernah mengikuti seleksi bersama M Affan Lubis dan kawan-kawan yang tiga di antaranya direkrut (Jose Sebastian, Vagner Luis dan Gaston Castano). (ANT-197/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010
