Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menerima kunjungan tiga petugas "Food and Drug Administration" (FDA) dari Amerika Serikat untuk mengecek mutu dan keamanan hasil perikanan di Indonesia.

"Untuk menunjukkan keseriusan pemerintah terhadap sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan, maka KKP menerima kunjungan tiga orang petugas dari FDA ke 15 UPI (Unit Pengolahan Ikan) di Indonesia," kata Kepala Pusat Data, Statistik, dan Informasi KKP, Soen`an H. Poernomo, dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA News di Jakarta, Senin.

Menurut Soen`an, kunjungan petugas dari badan pengawas keamanan mutu produk makanan dan obat milik pemerintah AS bertujuan agar ekspor hasil perikanan Indonesia ke AS dapat diterima sesuai dengan standar keamanan produk negara itu.

Meski berasal dari satu institusi yang sama, lanjutnya, ketiga petugas FDA tersebut tidak tergabung dan bekerja dalam sebuah tim melainkan secara individu ke masing-masing UPI yang telah ditentukan yang tersebar di berbagai daerah di Tanah Air.

Ia memaparkan, kunjungan tersebut telah dimulai sejak 3 Oktober dan diperkirakan akan berlangsung hingga tanggal 27 Oktober 2010 mendatang.

Mereka, ujar dia, mengunjungi 15 UPI yang terdapat di tujuh provinsi, yakni DKI Jakarta, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan Sulawesi Selatan.

Sementara itu, Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan KKP juga akan ikut melakukan pendampingan untuk mengikuti proses inspeksi tersebut.

Selain itu, badan tersebut juga akan merekam seluruh temuan serta apabila terdapat ketidaksesuaian maka akan dapat dilakukan tindakan koreksi yang dilaksanakan secara cepat dan tepat.

Ia menuturkan, sistem pembinaan mutu hasil perikanan di Indonesia sudah dimulai sejak akhir tahun 1960-an.

Segala perbaikan terhadap pembinaan mutu tersebut telah dilakukan tenaga profesional yang bersertifikat, termasuk kurikulum untuk melakukan pelatihan di Akademi Usaha Perikanan.

"Produk yang diekspor juga dinilai secara organoleptik dan laboratoris, baik kimia maupun mikrobiologis," katanya.

Ia juga mengemukakan, pembinaan mutu berikutnya akan mengikuti dinamika internasional, yaitu analisis kualitas pada titik kritis proses pengolahan produk, yang terkenal dengan sebutan Hazard Analysis on Critical Control Prints (HACCP), yang dimulai oleh Amerika Serikat.

Pada saat ini, lanjutnya, juga telah berkembang pula metode analisis "traceability" (penelusuran) kualitas produk sejak awal produksi, yang merupakan metode yang berkembang pertama kali dari Eropa.

Berdasarkan data KKP, ekspor hasil perikanan ke AS pada tahun 2009 mencapai sebanyak 155,8 ribu ton dengan nilai total sebesar 944,4 ribu dolar AS.
(M040/A023)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010