Jakarta (ANTARA News) - Pengamat pasar uang, Kostaman Thayib, memperkirakan bahwa rupiah akan kembali melemah pada Rabu (13/10), karena pelaku pasar masih khawatir dengan pertumbuhan ekonomi di pasar global yang masih tak menentu.

Pelaku pasar lebih cenderung melepas rupiah untuk membeli dolar AS, yang didukung oleh Bank Indonesia (BI) yang masuk ke pasar dengan membeli mata uang AS itu, katanya di Jakarta, Selasa.

Rupiah pada Selasa turun 14 poin menjadi Rp8.927 per dolar AS.

Kostaman Thayib mengatakan, rupiah masih berpeluang untuk kembali melemah karena pelaku pasar masih berkeinginan untuk melepasnya dalam upaya mencari untung.

Penurunan rupiah pada Selasa ini, menurut dia, relatif masih kecil karena belum semua pelaku pasar melepas mata uang Indonesia.

Hal ini disebabkan mereka melihat dolar AS di pasar regional melemah terhadap euro dan yen, katanya.

Menurut dia, BI juga mempunyai kepentingan untuk terhadap kemerosotan dolar, karena pendapatan dari ekspor akan berkurang.

Meski demikian posisi rupiah saat ini dinilai masih baik dan tidak mengkhawatirkan karena kenaikan pada hari sebelumnya cukup tinggi, katanya.

Ia mengatakan, rupiah pada Selasa sore terkoreksi, namun untuk kembali menguat masih ada karena komitmen pelaku asing yang akan tetap bermain di pasar domestik.

"Kami optimistis rupiah akan kembali menguat karena keinginan pelaku asing untuk kembali masuk pasar masih besar," katanya.

Dukungan fundamental ekonomi makro yang makin kuat dan selisih bunga rupiah yang masih terhadap dolar AS merupakan faktor yang mendorong rupiah akan kembali naik.

"Kami memperkirakan rupiah pada saatnya akan kembali menguat mencapai angka Rp8.900 per dolar," katanya.(*)
(T.h-CS/A023/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010