Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen DPR RI Nurjayati Assegaf mengatakan, anggota delegasi pada Sidang "Asian Parliamentary Assembly" memberikan apresiasi positif terhadap program pemerintah Indonesia dalam menyukseskan "Millenium Development Goals" (MDGs).

"Para peserta sidang `Asian Parliamentary Assembly` (APA) menyambut baik program MDGs yang dipaparkan oleh delegasi Indonesia. Mereka berjanji akan menyampaikan program tersebut ke negaranya masing-masing," kata Nurhayati Assegaf di sela acara sidang Sub-Komite Pemberantasan Kemiskinan di Asia, di Jakarta, Rabu.

Nurhayati optimistis, pemaparan delegasi Indonesia mengenai pelaksanaan program MDGs di hadapan peserta sidang akan dibahas pada masing-masing negara peserta dan akan dijadikan draft untuk dibahas pada sidang paripurna APA di Syiria.

Pada sidang APA yang membahas masalah kemiskinan di Jakarta, menurut dia, para peserta sidang menyatakan akan membawa hasil presentasi delegasi Indonesia ke negaranya masing-masing untuk diperdalam.

Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat ini menambahkan, saat ini DPR sedang menyusun Rancangan Undang Undang (RUU) mengenai Pengentasan Kemiskinan.

"RUU ini nantinya diharapkan dapat menjadi landasan hukum yang mengakomodasi persoalan masyarakat miskin guna mengurangi angka kemiskinan di Indonesia," katanya.

Menurut dia, RUU tentang Pengentasan Kemiskinan ini merupakan wujud komitmen dari parlemen Indonesia dalam mengurangi angka kemiskinan di Indonesia guna mencapai target MDGs pada 2015.

Ketika ditanya mengenai pembentukan "Women APA", Nurhayati menjelaskan, pada penegakan demokrasi prinsipnya adalah penegakan kesataraan gender.

Selama ini, kata dia, mayoritas anggota parlemen adalah laki-laki dan hanya sedikit kaum perempuan yang menjadi anggota parlemen di Asia.

"Bahkan anggota parlemen dari kaum perempuan di Kamboja saat ini masih ditunjuk belum dilakukan pemilihan," katanya.

Menurut dia, dukungan pembentukan "Women APA" datang dari negara-negara yang mayoritas anggota parlemennya laki-laki, seperti Arab Saudi, Bahrain, dan Kuwait.

Di parlemen Kuwait saat ini, katanya, hanya ada empat anggota parlemen bergender perempuan dan keberadaan mereka berdasarkan penunjukan.

Ketua Badan Kerja Sama Aantar Parlemen (BKSAP), Hidayat Nurwahid mengatakan, pembentukan "Women APA" sasarannya antara lain, guna meningkatkan partisipasi dan keterwakilan perempuan dalam APA.

Sasaran lannya, kata dia, guna meningkatkan peran serta perempuan dalam politik dan lembaga parlemen secara aktif, memastikan sejumlah masalah-masalah khusus yang berkaitan dengan perempuan dapat menjadi perhatian penuh dari negara-negara Asia yang tergabung di dalam APA.(*)

(T.R024/R007/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010