Jakarta (ANTARA) - Indonesia mengambil sisi positif dari keputusan FIBA Asia yang menjadwal ulang Kejuaraan Bola Basket Asia (FIBA Asia Cup 2021) menjadi Juli 2022, kata Sekretaris Jenderal PP Perbasi Nirmala Dewi dalam konferensi pers secara virtual, Jumat.

Meski mempengaruhi persiapan tim nasional basket putra Indonesia, keputusan ini harus diterima dengan baik oleh semua pihak dan Perbasi akan memanfaatkan waktu penundaan untuk lebih mematangkan skuad Merah Putih.

"Kami akan menggelar pertemuan lagi dengan manajemen tim nasional untuk membahas program dan apa yang akan dilakukan terhadap tim ini, termasuk kepada pemain naturalisasi Lester Prosper dan Marques Bolden,” kata Nirmala.

Kejuaraan Bola Basket Asia sebelumnya dijadwalkan bergulir di Jakarta 17-29 Agustus. Namun, FIBA Asia akhirnya memutuskan menjadwal ulang menjadi Juli 2022 menyusul melonjaknya kasus COVID-19.

Padahal dari aspek persiapan, Indonesia selaku tuan rumah telah menempuh berbagai upaya termasuk melipatgandakan protokol kesehatan COVID-19.

Namun, kasus COVID-19 varian Delta yang masih tinggi di berbagai belahan dunia, termasuk negara-negara Asia membuat kejuaraan basket terbesar Asia terpaksa dimundurkan.

Direktur Eksekutif FIBA Asia Hagop Khajirian mengatakan keputusan tersebut diambil setelah mengevaluasi cermat perencanaan dan pengorganisasian event FIBA Asia Cup 2021 dalam 12 bulan terakhir.

Baca juga: FIBA Asia Cup 2021 resmi ditunda karena pandemi COVID-19

Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana FIBA Asia Cup 2021 Junas Miradiarsyah mengatakan Indonesia memahami situasi global, regional, dan juga dalam negeri, yakni kepentingan negara dan kebijakan pemerintah negara peserta dalam penanganan COVID-19 adalah prioritas utama.

"Betapa pun matangnya persiapan yang sudah panitia lakukan. Kami menerima perhelatan FIBA Asia Cup 2021 dijadwalkan kembali pada tahun berikutnya. Lagi pula ini hanya penundaan, bukan pembatalan," kata dia.

Dalam setahun terakhir, Indonesia sebagai tuan rumah mengupayakan persiapan maksimal memenuhi kewajiban yang diamanahkan FIBA Asia dan sesuai Host Nation Agreement.

Terkait protokol kesehatan, langkah antisipasi disiapkan. Mulai dari pembuatan sistem gelembung, skrining, penelusuran kontak, vaksinasi, hingga protokol pengamanan jika ditemukan kasus positif di dalam gelembung.

Semua perencanaan telah rampung dan siap dijalankan. Selain kesiapan panpel, kata Junas, komitmen pemerintah juga terlihat dengan memberikan dukungan penuh kepada event ini.

Baca juga: Talenta NBA persengit persaingan basket Olimpiade Tokyo

"Meski demikian, sebagai one family, kami sangat memahami dan menghormati pertimbangan FIBA dan negara-negara peserta untuk inginkan yang terbaik di ajang ini," kata Junas.

"Bagi Indonesia, tidak ada yang lebih penting dari keselamatan jiwa, terutama para atlet, ofisial, dan panitia."

Adapun terkait nama turnamen, Nirmala mengatakan tetap menggunakan FIBA Asia Cup Indonesia 2021.

"Seperti halnya Olimpiade Tokyo yang tak berubah namanya. Perbasi juga berkoordinasi dengan Panpel untuk menggelar kegiatan promosi FIBA Asia Cup 2021,” kata Nirmala.

Menurut rencana, FIBA Asia Cup 2021 akan diikuti 16 negara Asia. Hingga kini, sudah 13 negara yang memastikan lolos, yakni Australia, Bahrain, China, Iran, Jepang, Yordania, Kazakhstan, Korea Selatan, Lebanon, Selandia Baru, Filipina, Suriah, dan Indonesia sebagai tuan rumah.

Tiga negara lainnya ditentukan melalui babak kualifikasi akhir yang dijadwalkan berlangsung sebelum kejuaraan dimulai.

Baca juga: Menpora minta peserta FIBA Asia Cup 2021 sudah divaksin COVID-19
 

Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2021