Jangan sampai kontestasi yang menghadirkan tokoh olah raga nasional ini hanya dinikmati oleh para pebisnis besar.
Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Asosiasi Manajer Koperasi Indonesia (AMKI) Sularto mengatakan tidak mudah menyatukan kepentingan Pekan Olahraga Nasional (PON) serta Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) untuk membangun Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

“Karena memang sepertinya pada saat event nanti penonton belum diperbolehkan untuk masuk ke arena-arena pertandingan. Namun selalu ada celah jika ada political will dari pemerintah dalam pengembangan produk UKM,” ujar Sularto di Jakarta, Sabtu.

Menurut dia, Pemerintah Daerah (Pemda) harus mengajak koperasi-koperasi yang beranggotakan UKM agar berpartisipasi dalam kegiatan PON dan Peparnas. Dalam hal ini, ungkapnya, pemda perlu mengikutsertakan layanan mulai dari hotel hingga tempat untuk produk-produk UKM.
Baca juga: PON Papua diyakini tingkatkan ekonomi masyarakat lokal

Dia mengatakan bahwa sampai akhir April 2021, baru terdapat 16 UKM yang lolos dan memiliki izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT).

Bagi Sularto, jumlah tersebut tidak akan cukup untuk melayani PON dan Peparnas yang diperkirakan jumlah tamunya mencapai 6.000 orang.

“(Namun), masih ada waktu menggenjot UKM dan Koperasi agar bisa berperan pada kegiatan nanti,” ucapnya.
Baca juga: Kemenkop libatkan tokoh dan generasi muda Papua untuk dukung PON

Dengan jumlah penduduk sekitar 3,4 juta, tuturnya, paling tidak jika diambil rata-rata nasional maka harus terdapat pelaku usaha sebanyak 150-175 ribu.

Dia menjelaskan bahwa saat ini jumlah UMKM yang sampai akhir tahun 2021 berjumlah 75 ribuan, masih sangat kurang.

“Jangan sampai kontestasi yang menghadirkan tokoh olah raga nasional ini hanya dinikmati oleh para pebisnis besar. Jadi, satu kata kunci adalah melibatkan UKM dalam pelayanan PON dan Peparnas nanti,” kata Sularto.

Baca juga: PON Papua berpotensi percepat perekonomian di multisektor

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas/M Razi Rahman
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2021