Jakarta (ANTARA News) - Kesadaran remaja untuk mendonorkan darahnya di Palang merah Indonesia sangat rendah, terlihat dari pasokan kantong darah dari kalangan remaja hanya mencapai 900 ribu dari total keseluruhan yang mencapai 3 juta kantong darah.

"Pasokan kantong darah yang berasal dari remaja hanya 30 persen, dan selebihnya 70 persen diperoleh dari donor berusia 30 tahun ke atas," kata Kepala Sub Divisi Humas PMI Pusat, Ria Thahir, di Jakarta, Sabtu.

Ia mengatakan, PMI akan menyadarkan para pemuda, terutama kalangan remaja dan dewasa untuk menyumbang darah dan menjadi salah satu bagian dari gaya hidup untuk menyumbang darah.

"PMI dalam hal ini mencoba mendekatkan dan menyadarkan pada kalangan pemuda dengan mendatangi sekolah-sekolah, kampus, agar para pemuda sadar pentingnya mendonor darah," ujarnya.

Ia menambahkan, PMI pada saat ini sudah membuka gerai di sejumlah mal, kampus, dan perkantoran, yang menjadi salah satu upaya PMI untuk menyadarkan masyarakat untuk menyumbang darah.

"Di bukanya gerai donor darah di mal, kantor, dan kampus, karena tempat tersebut berkumpulnya masyarakat, sehingga PMI dengan mudah mendapatkan kantong darah dari masyarakat," katanya.

Menurut dia, PMI melalui Jusuf Kalla sebagai Ketua Umum PMI akan menargetkan PMI Indonesia pada tahun 2011 mencapai 4,8 juta kantong darah dan akan berlanjut pada setiap tahunnya, karena PMI ingin menyadarkan masyarakat pentingnya mendonor darah.

Ia menjelaskan, pasokan darah yang masuk di PMI di wilayah Jabodetabek dari berbagai Instansi mencapai 800 hingga 1.000 kantong darah perhari.

PMI mendapat pasokan darah dari Instansi pemerintahan, swasta, sekolah, pusat perbelanjaan. PMI Pusat memiliki 12 unit kendaraan operasional guna mendonor darah.

"Sebenarnya orang yang sering mendonor darah adalah bagian dari kesehatan, karena setiap tuga bulan sekali terpantau, dan hasil darahnya tidak bermasalah. Pendonor tersebut sangat disiplin menjaga kesehatannya, gaya hidupnya teratur, dan tidak mendekati dengan perilaku hidup yang beresiko tinggi," ujarnya. (ANT-135/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010