Sanaa (ANTARA News) - Pihak berwenang Yaman, Ahad memperketat tindakan keamanan di sekitar kedutaan-kedutaan besar Inggris dan Amerika Serikat di Sanaa setelah misi-misi diplomatik memperingatkan tentang risiko kemungkinan besar adanya serangan.

Polisi menempatkan penghalang jalan yang menghentikan kendaraan di jalan utama menuju ke kedutaan besar (Kedubes) AS di Sanaa, sementara pasukan keamanan mengawasi mobil-mobil yang datang ke kompleks kedubes Inggris, kata seorang korespoden AFP.

Pada Jumat, Kedubes AS di Sanaa memperingatkan "para warganya tentang akan tingkat ancaman keamanan yang tinggi di Yaman akibat kegiatan-kegiatan teroris."

Kedubes itu juga menyerukan warga-warga AS yang tetap tinggal di negara itu "kendatipun adanya peringatan ini... untuk membuat rencana-rencana darurat dan memantau laman internet kedubes AS."

Kedubes Inggris tetap beroperasi, tetapi mengatakan pihaknya "tertutup bagi publik karena situasi keamanan," katanya dalam sebuah pernyataan di laman internetnya 12 Oktober, satu minggu setelah mobil kedutaan itu dihantam serangan roket.

Seorang anggota staf luka ringan dalam serangan yang terjadi sekitar tiga kilo meter dari kedutaan itu, serangan kedua terhadap kendaraan diplomatik Inggris di kota tersebut dalam enam bulan.

Pada hari Jumat, Australia meningkatkan peringatan perjalanannya ke Yaman pada tingkat kemungkinan paling tinggi, dengan mengatakan ada satu "ancaman sangat tinggi serangan teroris" di negara jazirah Arab itu.

"Tingkat anjuran itu meningkat menjadi"jangan mengunjungi negara itu karena ada ancaman sangat tinggi serangan teroris," kata kementerian luar negeri Australia dalam sebuah pernyataan.

Dan dua hari sebelumnya, Prancis menganjurkan mitra-mitra dan anak-anak dari warganya di Yaman meninggalkan negara itu karena situasi keamanan yang memburuk.

"Ini adalah satu tindakan berjaga-jaga sementara dilakukan berkoordinasi dengan perusahaan-perusahaan utama Prancis sekarang," kata juru bicara kementerian luar negeri Prancis Bernard Valero.

Seorang kontraktor Prancis yang berkerja pada satu kelompok energi Austria OMV ditembak mati di kompleks perusahaan itu di ibu kota Yaman 6 Oktober, hari yang sama ketika mobil kedubes Inggris ditembak.

Presiden AS Barack Obama pekan lalu mengatakan bahwa kelompok Al Qaida tetap menggunakan Yaman, bersama dengan tempat-tempat lain , sebagai pangkalan dari mana mereka melancarkan "agenda pembunuhan."

Kampung halaman leluhur pemimpin Al Qaida Osama bin Laden itu menghadapi ancaman yang meningkat dari cabang lokal jaringan jihadis global.(*)

AFP/H-RN/Z002

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010