Pangkalpinang (ANTARA News) - PT Timah (Persero) Tbk., masih mengkaji kelayakan pendirian pabrik aspal alam di Pulau Buton sebagai bagian dari upaya mengembangkan usaha perusahaan negara itu dalam jangka panjang.

"Masih dalam kajian, penelitian dan survey. Jika potensinya memungkinkan tentu ini langkah bagus untuk mengembangkan usaha dalam jangka panjang," kata Kepala Bagian Humas PT Timah Babel, Wirtsa Firdaus, di Pangkalpinang, Selasa.

Menurut dia, pendirian pabrik aspal akan meningkatkan pengembangan usaha, seiring makin meningkatnya pendapatan perseroan PT Timah tbk.

Disinggung tentang penerbitan saham baru (right issue) PT Timah dan PT Aneka Tambang Tbk yang diusulkan Kementerian BUMN, Wirtsa mengaku belum mendapat informasi tersebut.

"Jika rencana itu benar, tentu PT Timah akan diberitahu, namun demikian saya akan cek ke manajemen," ujarnya.

Ia juga mengatakan, PT Timah Tbk., pada 2010 menargetkan produksi mencapai 60 ribu ton atau meningkat dibanding pada 2009 sebesar 50 ribu ton.

"Target maksimal produksi pada 2010 sebesar 60 ribu ton. Jika tercapai 45 ribu ton saja sudah merupakan hasil yang cukup bagus, melihat kondisi sekarang ini," katanya.

Menurut dia, BUMN ini memiliki sejumlah kapal keruk untuk memproduksi biji timah di laut, namun operasionalnya tergantung dengan kondisi cuaca.

"Kondisi cuaca sekarang cukup ekstrim, sehingga menjadi hambatan dalam menjalankan aktivitas pengerukan timah di laut," ujarnya.

Ia mengatakan, ada kapal keruk yang tidak bisa beroperasi karena gelombang tinggi dan angin kencang sehingga menjadi kendala dalam memenuhi target produksi.

"Ekspor timah pada 2009 sebesar 120 ribu ton yang berasal dari PT Timah, Kobatin, dan sejumlah perusahaan smelter (perusahaan biji timah) lainnya. PT Timah pada 2009 memproduksi sebanyak 50 ribu ton, PT Kobatin sebesar 10 ribu ton, sementara perusahaan smelter lainnya mencapai 60 ribu ton," ujarnya.  (HDI/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010