Bangkok (ANTARA) - Otoritas di ibu kota Thailand, Bangkok, berencana untuk mengubah 15 gerbong kereta api bekas menjadi bangsal isolasi COVID-19 dengan 240 tempat tidur untuk pasien dengan gejala yang tidak terlalu parah, kata badan pemerintahan kota itu, Selasa.

Thailand telah berjuang melawan wabah virus corona terbesarnya sejak pandemi dimulai. Negara Asia Tenggara itu melaporkan 14.150 kasus baru dan 118 kematian pada Selasa, sehingga jumlah total kasus yang dilaporkan menjadi 526.828 dengan 4.264 kematian sejauh ini.

"Beberapa modifikasi masih harus dilakukan seperti melepas tempat tidur atas, memasang jaring jendela, serta sistem air dan listrik," kata Administrasi Metropolitan Bangkok (BMA) dalam sebuah pernyataan.

"Lebih banyak toilet dan kamar mandi akan dibangun di luar gerbong."

Lonjakan kasus di Bangkok telah memberi tekanan pada sistem medis kota, menurut pernyataan itu, yang menambahkan bahwa BMA berusaha untuk meningkatkan jumlah keseluruhan tempat tidur rumah sakit yang tersedia untuk pasien COVID-19 di kota itu.

Bangsal kereta darurat akan berfungsi sebagai pusat isolasi bagi pasien dalam daftar tunggu rumah sakit dan akan siap digunakan pada 30 Juli, kata BMA.

Pihak berwenang telah menghadapi kritik publik atas peluncuran vaksinasi Thailand, yang tertinggal dari beberapa negara tetangga.

Thailand bertujuan untuk menginokulasi 50 juta orang pada akhir tahun, tetapi sejauh ini hanya 5,6 persen dari lebih dari 66 juta penduduknya yang telah divaksin penuh, sementara 18,9 persen penduduk telah menerima setidaknya satu dosis.


Sumber: Reuters
Baca juga: Penguncian COVID-19 ibu kota Bangkok diperketat
Baca juga: Thailand umumkan pembatasan baru COVID di Bangkok dan lima provinsi
Baca juga: Rumah sakit di Bangkok tunda vaksinasi COVID-19 karena kurang pasokan

Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021