Jakarta (ANTARA News) - Pengamat ekonomi dan politik, Ginandjar Kartasasmita setuju dengan rencana pemberian gelar pahlawan nasional kepada mantan Presiden Soeharto karena Soeharto telah berjasa besar terhadap bangsa Indonesia.

"Beliau tidak pernah absen dalam setiap tahap dan berbagai peristiwa bersejarah dalam perjuangan kita sebagai bangsa," katanya ketika dihubungi di Jakarta, Sabtu.

Selain aktif dalam perang kemerdekaan, menurut Ginandjar, Soeharto adalah peletak dasar pembangunan Indonesia menjadi bangsa yang modern. Sebagian infrastruktur yang ada saat ini adalah hasil kerja Soeharto semasa memimpin Indonesia.

"Para elit kita, termasuk di `civil society`, mendapat pendidikan pada masa Orde Baru," katanya menambahkan.

Ginandjar memahami jika publik membahas berbagai hal yang dianggap sebagai kesalahan Soeharto pada masa lalu. Namun, katanya, kesalahan itu tidak serta merta menghapus jasa dan sifat kepahlawanan Soeharto.

"Kita memang tidak boleh melupakan kesalahan di masa lalu, supaya tidak terulang lagi, tetapi sebagai umat beragama dan bangsa yang besar, kita harus bisa memaafkan kesalahan di masa lalu," katanya.

Salah satu sifat kenegarawanan Soeharto yang patut dihargai adalah ketika dia memutuskan untuk mengundurkan diri. Ginandjar menegaskan, keputusan itu diambil oleh Soeharto untuk memperbaiki situasi yang semakin memburuk.

"Karena beliau menghormati konstitusi. Karena beliau ingin menghindari terjadinya konflik yang lebih besar," katanya.

Seperti diberitakan, Kementerian Sosial mengajukan sepuluh nama tokoh yang telah diseleksi untuk memperoleh gelar pahlawan nasional kepada Dewan Gelar, Tanda Kehormatan, dan Tanda Jasa.

Sepuluh tokoh itu adalah mantan Gubernur DKI Ali Sadikin dari Jawa Barat, Habib Sayid Al Jufrie dari Sulawesi Tengah, mantan Presiden HM Soeharto dari Jawa Tengah, mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid dari Jawa Timur.

Kemudian Andi Depu dari Sulawesi Barat, Johanes Leimena dari Maluku, Abraham Dimara dari Papua, Andi Makkasau dari Sulawesi Selatan, Pakubuwono X dari Jawa Tengah, dan Sanusi dari Jawa Barat.(*)
(F008/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010