Jakarta (ANTARA) - Bisnis makanan tradisional instan seperti bakso aci dan seblak saat ini tengah menjamur dan banyak diminati masyarakat. Kylafood yang berdiri pada 2016 menjadi salah satu brand yang hingga kini masih bertahan.

Pendiri Kylafood, Galih Ruslan, dalam jumpa pers daring, Kamis (29/7), mengatakan, bisnisnya akan terus konsisten menjaga kualitas produk agar tetap bisa bersaing dengan kompetitor.

"Ini menjadi unic selling propostion (USP) kami, di mana kami menjaga kualitas. Dengan demikian, brand itu akan semakin tumbuh dengan sendrinya," kata Galih.

Galih mememastikan bahwa seluruh bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan produk Kylafood adalah bahan-bahan terbaik dan masih segar.

"Untuk menjaga kualitasnya sendiri selain proses sortir ada pencucian, kemudian nantinya ada proses sterilisasi setelah di-packing," imbuhnya.

Baca juga: Transaksi drive-thru di resto cepat saji naik selama pandemi COVID-19

Dalam menjaga kualitas produk, Galih juga percaya bahwa hal itu dapat dicapai bergantung pada sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki Kylafood.

Untuk itu, Galih memulai pelatihan hingga implementasi SOP yang menurutnya adalah hal yang sangat menantang. Beberapa pelatihan yang dia berikan untuk karyawannya antara lain mengenai kualitas produk, proses produksi, hingga kebersihan produk.

Galih menambahkan, Kylafood juga selalu memperhatikan dua aspek lain dalam USP mereka, yaitu dari sisi konsumen dan sisi para kompetitor.

Dari sisi konsumen, kata Galih, dia selalu melihat motivasi mereka saat memutuskan membeli produk Kylafood. Kemudian, motivasi tersebut harus dipertahankan.

"Apa sih yang membuat mereka mau beli produk kita? Motivasi itulah yang harus dipertahankan. Jangan sampai mereka sudah beli tapi ternyata tidak sesuai ekspektasi yang diharapkan," tutur Galih.

Galih melanjutnya, konsumen juga harus merasakan 'janji manis' yang ditawarkan Kylafood mengenai produk-produk yang dijual.

Baca juga: Tips masak kentang goreng sehat nan lezat bak di resto cepat saji

"Kylafood menjual makanan yang khas, punya bumbu dan rempah yang otentik. Nah ini promise kami. Ketika sampai ke tangan konsumen mereka harus merasakan itu, jangan sampai membuat mereka kecewa," imbuhnya.

Sementara dari sisi kompetitor, Galih mengatakan Kylafood konsisten mempertahan ciri khas dan keunggulannya yang tidak dimiliki brand lain.

Terlebih saat ini, brand yang menjual makanan tradisional instan sudah sangat banyak sehingga menurut Galih, Kylafood harus punya ciri khas dan keunggulan sendiri agar bisa bertahan.

"Kan banyak yang dulunya kompetitor ternyata sekarang hanya tinggal nama. Kami harus menjaga konsistensi dengan menguatkan USP. Penting juga agar tahu apa yang menjadi unggulan," ujar Galih.

Galih mengatakan bahwa selain memiliki cita rasa dari bumbu dan rempah yang otentik, Kylafood juga memiliki keunggulan sebagai satu-satunya brand yang memproduksi makanan tradisional instan dengan 10 kategori produk dan lebih dari 50 varian rasa.

Tak hanya mempertahankan USP, Kylafood juga bergabung di Shopee untuk tetap bertahan dan memberikan kemudahan bagi konsumen saat ingin membeli produk mereka.

Baca juga: Menu baru McDonald's Prosperity hanya sampai 7 Februari

"Ini juga menjadi salah satu strategi bagi Kylafood untuk beradaptasi di era digital dan semakin memperluas jangkauan produk kami," kata Galih.

Hingga saat ini, Kylafood berhasil menjual lebih dari ratusan ribu produk. Keberhasilannya pun terbukti saat Kylafood menjadi Top 10 best selling di hari puncak
Ramadhan Sale 2021 untuk kategori FMCG (Fast-moving consumer goods).

Agustus mendatang, Kylafood akan memberikan penawaran terbaik yaitu Diskon sampai 70 persen, Flash Sale Rp1, Diskon Kemerdekaan 8 persen hingga 45 persen, dan Flash Sale Rp88. Promo terbaik ini juga sejalan dengan kampanye yang sedang berjalan di Shopee yaitu Shopee 8.8 Supermarket Sale dan Shopee Dari Rumah.

“Kami sangat merasa terbantu dengan program yang Shopee berikan seperti kampanye-kampanye besar, fitur flash sale, voucher toko, dan masih banyak lainnya yang telah membantu memberi eksposur ke toko kami hingga akhirnya berpengaruh ke peningkatan penjualan dan perkembangan bisnis Kylafood yang signifikan," ujar Galih.

Sejak berdiri pada 2016 hingga saat ini, Kylafood telah mengalami perubahan kemasan. Awalnya, Galih hanya mengemas produk Kylafood dengan plastik biasa dan ditempel stiker. Namun, saat ini Kylafood telah dikemas dalam pouch berbahan paper metalize.

Baca juga: Terlalu sering konsumsi makanan cepat saji sebabkan obesitas

Menurut Galih, kemasan dengan bahan paper metalize merupakan bahan yang paling aman untuk mengemas produk Kylafood.

"Memang kemasan itu yang paling aman ya, lebih kuat, gak mudah sobek, gak mudah kegores juga kan harus dikirim ke luar kota," kata Galih.

Dalam proses pengemasan produk, Kylafood memadukan teknologi mesin dan manual.

"Pengemasan kami pakai mesin, tapi ada juga yang masih manual menggunakan tenaga manusia. Untuk yang manual itu biasanya buat masukin bakso aci, tahu kering. Jadi dikombinasikan," imbuhnya.

Galih juga mengatakan, perubahan kemasan ini juga memungkinkan Kylafood mengalami kenaikan angka penjualan meski tidak terlalu signifikan.

"Kan banyak faktor yang mempengaruhi penjualan, ini salah satunya dengan upgrade kemasan. Tetap harus diimbangi dengan strategi lain misalnya branding digital, penambahan produk baru, dan program-program marketing," ujarnya.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih pada beberapa waktu lalu mengatakan, kemasan memiliki peran penting pada produk industri kecil dan menengah (IKM).

Baca juga: Makanan cepat saji berlebihan berpotensi rusak gigi

Menurut Gati, kemasan produk dapat menjadi salah satu strategi bagi IKM untuk meningkatkan daya jual dan daya saing.

"Selain sebagai proteksi atau pembungkus produk, kemasan juga sebagai media promosi dan informasi sehingga akan meningkatkan citra, daya jual, dan daya saing produk IKM itu sendiri," kata Gati.

Akan tetapi, pelaku industri harus tetap memperhatikan bahwa kemasan produk pangan tidak boleh membahayakan kesehatan manusia atau tidak melepaskan cemaran yang membahayakan kesehatan manusia sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 2012 pasal 92 ayat (1) tentang pangan.

Saat ini, Kemenperin juga tengah berupaya memfasilitasi IKM untuk meraih pasar digital hingga global melalui program E-Smart IKM yang bekerja sama dengan pasar daring di Indonesia.

Dalam rangka memperluas akses pasar ekspor produk IKM, Kemenperin bekerja sama dengan Kemenparekraf dalam program Indonesia Spice Up the World untuk memperkenalkan bumbu dan produk pangan olahan khas Indonesia. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekspor terutama kuliner.

Sepanjang Januari hingga Maret 2021, industri makanan dan minuman telah menyumbang nilai ekspor terbesar. Di dalamnya terdapat kontribusi IKM pangan yang berjumlah 1,6 juta unit usaha di seluruh wilayah Indonesia.

Kemenperin juga berperan menyiapkan IKM dengan melakukan pendampingan dan pembinaan sehingga IKM dapat masuk pasar secara berkelanjutan dan memiliki daya saing tinggi. Salah satu bentuk pembinaan yang dilakukan adalah meningkatkan kualitas dan desain kemasan produk IKM.

"Untuk itu, diharapkan IKM telah menyiapkan produk yang berkualitas, membangun branding yang positif, memperkuat inovasi, dan mampu membaca tren serta kebutuhan pasar global," tutur Gati.

Baca juga: Makanan terenak di dunia kini hadir dalam bentuk mie instan

Baca juga: Ririn Ariyanti pilih masak sendiri ketimbang beri anak makanan instan

Baca juga: Baca label kemasan jika sarapan makanan instan

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2021