Buenos Aires (ANTARA News) - Puluhan hingga ratusan warga Argentina pada Kamis memberikan penghormatan terakhirnya pada mantan Presiden Nestor Kirchner, yang kematiannya memulihkan kondisi pasar namun memukul Presiden Argentina Cristina Fernandez yang adalah istrinya.

Kirchner (60) merupakan orang nomor satu dalam politik Argentina dan kandidat utama dalam pemilihan presiden tahun depan, kematiannya menggagalkan rencana semu Kirchner untuk melanjutkan kepemimpinan, namun istrinya masih dapat maju lagi.

Harga saham dan obligasi di Argentina justru meningkat sehari setelah Kirchner meninggal akibat serangan jantung di rumah peristirahatan pasangan pemimpin negara itu di Patagonia, yang dipicu oleh keyakinan dari para investor yang tidak menyukai kebijakan ekonominya yang tidak lazim.

Fernandez, yang berpakaian serba hitam, didampingi para presiden negara Amerika Selatan, kedua anaknya dan selebritis setempat, termasuk mantan bintang sepakbola Diego Maradona, di kediamannya di istana kepresidenan.

Dengan memakai kacamata hitam, serta kepedihan yang terukir di wajahnya, sang presiden mengetuk hati di dadanya dengan tangan kanan seraya tersenyum sedih dan menggelengkan kepala ke arah teman-teman, sekutu politik, selebritis dan para presiden negara lain yang memberikan penghormatan terakhir melewati peti suaminya.

"Tabahlah, Cristina, tabah!," beberapa orang berkata kepadanya.

Sementara di alun-alun yang menghadap ke istana berwarna merah muda yang terkenal itu, kerumunan orang melambaikan bendera nasional dan membawa spanduk berisikan pesan dukungan, mereka berdiri dengan jumlah sekitar puluhan orang di sekitar area istana, sementara tanah yang mereka injak penuh dengan taburan bunga.

"Ia merupakan presiden terbaik yang pernah kita miliki, ia benar-benar ramah kepada orang di jalanan," kata seorang ibu rumah tangga, Dalia Mendoza (45).

Yang lainnya membandingkan ia dengan mantan orang nomor satu lainnya Jenderal Juan Peron, yang meninggalkan jejak besar di dunia politik Argentina sebagai nama dari Partai Peronis yang dipimpin Kirchner.

Banyak orang di Argentina memberikan penghargaan bagi Kirchner yang beraliran tengah - kiri selama memimpin negara itu dalam krisis ekonomi 2001-2002 lalu. Kritiknya terhadap pasar bebas, bisnis besar dan Dana Moneter Internasional (IMF) menggembirakan keadaan krisis di Argentina pada kala itu.

Tetapi para investor asing tidak suka atas kebijakan ekonomi intervensinya dan gaya agresifnya, dan tidak akan pernah bisa memaafkannya atas proses renegosiasi obligasi umum senilai 100 juta dolar pada 2005, yang menjebak para kreditor dengan potongan harga yang tajam.

Vakum

"Hilangnya tokoh yang paling berpengaruh dan penting dalam dekade terakhir dari kancah politik merupakan pukulan besar dengan implikasi politik dan berpotensi berimbas kepada ekonomi," kata analis senior Goldman Sachs Alberto Ramos dalam sebuah catatan kepada klien.

Kematian tersebut menyebabkan Argentina dalam keadaan "ketidakpastian yang berarti" karena para politisi mencoba untuk mengisi vakumnya kekuasaan yang ditinggalkan oleh seorang kelas berat tanpa pewarisnya, kata Ramos.

Kirchner masih merupakan tokoh yang populer ketika ia memutuskan untuk mundur dan membiarkan istrinya, seorang politisi yang berpengaruh, maju atas kehendaknya sendiri dalam pemilihan presiden 2007 lalu.

Pasangan suami istri tersebut telah lama menjadi pusat perhatian dan Fernandez justru lebih dikenal lebih baik selama bertahun-tahun sebagai seorang senator Argentina dibanding suaminya, yang pernah menjadi gubernur di sebuah provinsi di Argentina selatan.

Kepergian Kirchner mengguncang pentas fraksi politik Argentina yang akan menarik perhatian pada pemilihan umum Oktober 2011 mendatang, dan beberapa analis berpendapat bahwa sudah saatnya bagi Fernandez untuk mengadopsi pendekatan yang lebih "mendamaikan" dalam upaya menopang dukungan terhadapnya.

Angka kepuasan publik terhadap Fernandez berada di sekitar 35 persen, yang masih terlalu rendah untuknya bila ingin memenangkan ronde pertama pemilu 2011, walaupun masih berada di atas rating suaminya dalam jajak pendapat yang terbaru.

Hilangnya perantara utama mungkin akan mengubah tatanan keseimbangan kekuasaan di pemerintahan dan sekutunya dengan serikat dagang.

"Sang pemimpin kini telah pergi, kita harus melihatnya dari kacamata itu," kata analis politik Argentina Jorge Giacobbe.

"Pertarungan untuk mempengaruhi sang presiden, untuk menggantikan peran Nestor, telah dimulai... arah mana yang akan ditempuh sang presiden tergantung siapa yang akan mampu untuk melakukannya," katanya.

Tetapi Fernandez, yang tetap menjaga kebijakan suaminya dan sepertinya akan mempertahankan lingkaran penasihat dalam pemerintahan, mungkin akan mendapat peningkatan popularitas karena para pemilih akan mengingat masa kejayaan suaminya sebagai presiden yang membawa ekonomi negara nomor dua di Amerika Latin itu berkembang pesat.

Argentina yang merupakan pemimpin ekspor komoditas pertanian, mendapat keuntungan dari peningkatan harga komoditas sejak bencana ekonomi sembilan tahun lalu yang menjerumuskan jutaan warga argentina ke dalam jurang kemiskinan serta kebangkrutan besar dan devaluasi yang tajam.

Tetapi kritik terhadap pasangan presiden tersebut menyatakan bahwa mereka telah gagal menempatkan Argentina ke jalan menuju pertumbuhan yang berkelanjutan, mengatasi inflasi atau membuat konsensus dalam sektor ekonomi utama seperti para petani yang berkali-kali berselisih dengan Kirchner.

(Uu.KR-PPT/

(Uu.SYS/A/KR-PPT/A/H-AK) 29-10-2010 13:32:20

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010