Yogyakarta (ANTARA News) - Palang Merah Indonesia memberi bantuan sebanyak 4.000 "hygiene kit" berupa pakaian dalam, handuk, pasta gigi, sabun, sampo, dan pembalut wanita kepada kalangan pengungsi korban letusan Gunung Merapi yang tersebar di barak-barak pengungsian.

Menurut Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Daerah Istimewa Yogyakarta Bondan Agus Suryanto, di Yogyakarta, Jumat, mengatakan bantuan yang diberikan kepada kalangan pengungsi di barak-barak yang tersebar di Kabupaten Sleman merupakan kerja sama dengan PMI Pusat.

Ia mengatakan kebutuhan "hygiene kit" di tempat pengungsian selama ini sering terabaikan, padahal keberadaannya sangat penting karena menyangkut kebersihan tubuh para pengungsi.

Bondan mengatakan PMI telah memberikan bantuan sebanyak 4 ribu "hygiene kit" berupa pakaian dalam, handuk, pasta gigi, sabun, sampo, dan pembalut wanita agar bisa dimanfaatkan kalangan pengungsi selama berada di barak-barang pengungsian.

"Ini merupakan kebutuhan selama masa masa gawat darurat. Kebanyakan bantuan yang datang di barak-barak pengungsi selama ini hanya berupa tikar, bahan makanan, air mineral, dan sandang, sdangkan "hygiene kit" masih jarang disalurkan," katanya.

Sebelumnya, kata dia, PMI telah memberikan bantuan berupa sanitasi air, pendistribusian air bersih, 6.000 masker, 1.000 selimut, dan 2.000 ribu tikar yang sudah didistribusikan PMI ke barak-barak pengungsian agar bisa digunakan para pengungsi korban letusan Gunung Merapi.

Bantuan "hygiene kit", kata dia, selama ini memang menjadi kebutuhan mendesak kalangan pengungsi korban letusan gunung teraktif di Indonesia ini. Barang-barang ini diharapkan bisa membantu kebutuhan kalangan pengungsi di barak yang tersebar di Kabupaten Sleman.

"Kami mengapresiasi bantuan PMI berupa `hyegine kit` kepada kalangan pengungsi korban letusan Gunung Merapi yang tersebar di tujuh barak pengungsian. Barang-barang ini sdangat dibutuhkan para pengungsi," kata Kepala Dinas Kesejahteraan dan Sosial Sleman Kriswanto.(*)
(L.B015*V001/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010