Sleman (ANTARA News) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta meminta media massa khususnya stasiun televisi agar lebih cermat dalam melaporkan peristiwa terkait letusan Gunung Merapi.

"Saya melihat banyak pemberitaan yang tidak cermat, seperti untuk letusan pagi tadi ada televisi yang menyebutkan awan panas sampai 30 kilometer. Ini kan berarti warga Yogyakarta terkena semua," kata Sultan di Posko Utama Penanggulangan Bencana Alam Kabupaten Sleman, di Pakem, Sabtu.

Ia mengatakan, hal itu menunjukkan bahwa mereka tidak bisa membedakan antara hujan abu vulkanik dengan awan panas.

"Seharusnya sebelum melaporkan bisa memilah lebih dahulu dan berdasarkan informasi dari sumber resmi. Jangan menggunakan asumsi sendiri," katanya.

Menurut Sultan, pemberitaan yang tidak tepat ini bisa menimbulkan keresahan baru di masyarakat.

"Saya yang melihat langsung siaran tersebut hingga jam 03.00 WIB sampai kaget, itu tidak benar kalau awan panas sampai di kilometer enam atau sekitar 30 kilometer dari puncak Gunung Merapi," katanya.

Sultan mengatakan, dirinya juga terus memperbarui informasi dan data terkini dari instansi-instansi berwenang.

"Jadi janganlah pemberitaan itu justru menambah keresahan masyarakat. Kalau belum memiliki informasi lengkap yang jangan disiarkan dulu, atau pelajari dulu peta lokasinya sehingga tidak salah melaporkan," katanya.

(V001/A011/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010