Hanoi (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia pada 9 dan 10 November 2010, setelah beberapa waktu lalu rencana kunjungannya beberapa kali batal.

"Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian kunjungan Presiden Obama ke Asia dan dilakukan setelah kunjungan ke India dan sebelum kunjungan ke Korea Selatan serta Jepang," kata Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah dalam keterangan tertulisnya yang diterima ANTARA di Hanoi, Sabtu.

Kunjungan tersebut, lanjut dia, dimaksudkan untuk memperluas dan memperkuat hubungan bilateral kedua negara.

Rencana lawatan Obama ke Indonesia telah disampaikan secara terbuka oleh Presiden Obama dalam pidatonya di hadapan Sidang Majelis Umum PBB di New York September 2010.

Agenda kegiatan Presiden Obama pada 9 November 2010 akan diawali dengan upacara penyambutan di Istana Merdeka, yang akan dilanjutkan dengan pertemuan bilateral antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah AS.

Pertemuan bilateral tersebut merupakan momentum untuk bertukar pikiran mengenai berbagai isu bilateral, regional maupun global. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan menjamu Presiden AS dan delegasi dalam suatu jamuan santap malam kenegaraan.

Pada 10 November 2010, Presiden Obama akan melakukan peletakan karangan bunga di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Selanjutnya, Presiden Obama merencanakan untuk mengunjungi Masjid Istiqlal.

"Presiden Obama juga merencanakan akan memberikan pidato di hadapan publik Indonesia, dimana akan disampaikan kemitraan Indonesia-Amerika Serikat, demokrasi, pembangunan, pluralisme dan toleransi serta outreach ke Negara-negara Muslim," katanya.

Hubungan RI-AS, kata Faiza, dalam hampir setengah dekade ini menunjukkan arah penguatan yang cukup signifikan, diwarnai antara lain dengan pengakuan AS terhadap demokratisasi yang telah berjalan sangat baik di Indonesia, proses reformasi, pluralisme dan penghormatan atas pluralisme ini, dan keberhasilan Indonesia dalam memerangi terorisme.

Hubungan erat kedua negara juga ditunjukkan tingginya intensitas pertemuan pejabat pemerintah, anggota parlemen dan swasta kedua negara.

Presiden Obama telah dua kali melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Yudhoyono, yaitu di sela-sela KTT APEC ke-17 di Singapura November 2009 dan di sela-sela KTT G20 di Toronto April 2010.

Pada saat kunjungan Presiden Obama tersebut, Presiden Yudhoyono dan Presiden Obama akan meluncurkan Indonesia Kemitraan Komprehensif yang berdasarkan prinsip saling menghargai dan saling menguntungkan.

Kemitraan Komprehensif Indonesia-AS CP disampaikan pertama kali oleh Presiden RI di Washington pada November 2008.

"Kemitraan komprehensif Indonesia-AS merupakan langkah penting untuk memperkuat dan meningkatkan hubungan serta kerjasama bilateral RI-AS di berbagai bidang. Saat ini, kedua pihak tengah mematangkan rencana aksi dari kemitraan komprehensif tersebut," katanya.

Perdagangan dan investasi merupakan salah satu isu yang menjadi perhatian penting dalam kunjungan Presiden Obama ke Indonesia.

Tahun 2006-2008 volume perdagangan bilateral RI-AS terus meningkat, dari 15,3 miliar dolar AS (2006) menjadi 16,4 miliar dolar AS (2007) dan selanjutnya 20,9 miliar dolar AS (2008).

Tahun 2009 volume perdagangan kedua negara sebesar 17,93 miliar dolar AS. Penurunan yang mencapai hampir 3 miliar dolar AS itu diakibatkan antara lain karena memburuknya perekonomian dunia pada umumnya dan AS pada khususnya.

Untuk tahun 2010, pada periode Januari-Juli 2010, nilai perdagangan Indonesia-Amerika Serikat mencapai 13,36 miliar dolar AS, meningkat 38 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2009 yang sebesar 9,67 miliar dolar AS.

Realisasi investasi AS di Indonesia cenderung meningkat dari tahun 2007-2009. Pada tahun 2009 realisasi investasi AS sebesar US$171,5 juta, tahun 2008 sebesar US$151,3 juta serta tahun 2007 sebesar 144,7 juta dolar AS.

Pada triwulan I tahun 2010, AS menduduki peringkat ke-3 dalam realisasi PMA berdasarkan laporan kegiatan penanaman modal menurut asal negara, setelah Singapura dan Mauritius.

Lebih dari 50 persen investasi AS terkonsentrasi pada sektor migas, dan selebihnya tersebar di sektor lain.

(G003/Z002/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010