Yogyakarta (ANTARA News) - Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta menyiapkan tempat tidur tambahan untuk merawat para korban letusan Gunung Merapi yang hingga Jumat pagi masih terus berdatangan di rumah sakit terbesar di Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Kami akan menyiapkan tempat tidur tambahan jika korban luka bakar erupsi Gunung Merapi yang dirawat di RS ini terus bertambah," kata seorang tenaga medis Rumah Sakit (RS) Sardjito Yogyakarta dr Sigit Priyo Hutomo.

Menurut dia, jumlah korban luka bakar yang dibawa ke RS ini mencapai 50 orang, belum termasuk yang menderita sesak napas dan kecelakaan lalu lintas akibat letusan gunung yang terletak di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta itu.

Jumlah luka bakar yang terdata di RS ini mencapai 50 orang, satu di antaranya anak kecil meninggal dunia. "Data ini masih sementara kemungkinan yang menderita luka bakar masih bisa bertambah. Rata-rata luka bakar korban yang masuk RS ini mencapai 50 persen hingga 70 persen," katanya.

Ia mengatakan RS ini siap menampung para korban luka bakar letusan Gunung Merapi, termasuk tenaga medis, penyediaan obat, salep, oksigen, dan ventilator. "Kami kali ini sudah siap dibandingkan saat merawat korban luka bakar letusan Merapi pada 26 Oktober 2010," katanya.

Dia mengatakan kapasitas tempat tidur untuk merawat penderita luka bakar di RS Sardjito Yogyakarta sebanyak 26 unit, namun tempat tidur bisa ditambah jika korban yang dirawat melebihi kapasitas. "Tambahannya bisa antara 20 tempat tidur hingga 30 tempat tidur," katanya.

Namun, katanya, jika kapasitas daya tampung rawat luka bakar di RS ini tidak muat maka korban luka bakar yang di bawah 20 persen akan dirujuk ke RS lain. "Kami memprioritaskan penanganan dan perawatan korban luka bakar yang mencapai 50 persen hingga 79 persen. Namun seoptimal mungkin semua korban luka bakar erupsi Gunung Merapi akan dirawat di RS ini," katanya.

Sebelumnya ribuan warga yang tinggal di Kecamatan Pakem, Turi, dan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat dini hari, diungsikan ke tempat lebih aman setelah Gunung Merapi mengeluarkan awan panas yang disertai suara gemuruh dengan disusul hujan kerikil.

Aktivitas Gunung Merapi seperti itu membuat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral menetapkan wilayah aman dari ancaman bahaya Gunung Merapi menjadi lebih dari 20 kilometer dari puncak gunung dari sebelumnya 15 kilometer.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMG) Badan Geologi Surono mengatakan sejak pukul 00.55 WIB wilayah aman dari ancaman bahaya Merapi menjadi lebih dari 20 kilometer.(*)
(L.B015*E013/H010/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010