Bengkulu (ANTARA News) - Gubernur Bengkulu Agusrin M Najamudin meminta aparatur pemerintah daerah ini segera melakukan simulasi gempa agar masyarakat mengetahui cara menyelamatkan diri saat terjadi bencana tersebut.

"Dalam bulan ini harus dilakukan simulasi bencana alam gempa bumi tektonik karena daerah ini memiliki gunung api aktif seperti Gunung Kaba yang tahun lalu meningkat aktivitasnya," kata Agusrin ketika meninjau lokasi Gunung Kaba di Kabupaten Rejang Lebong, Jumat.

Simulasi tersebut bagian dari program pengurangan risiko bencana di daerah rawan bencana khususnya di wilayah Bengkulu baik terhadap gempa tektonik maupun vulkanik.

"Khusus Rejang Lebong ada potensi bencana gunung meletus yaitu Bukit Kaba, mengingat adanya hal itu maka pemerintah akan menggelar simulasi penyelamatan diri," katanya.

Meski jumlah kegempaan vulkanik pada Oktober 2010 hanya 196 kali namun fluktuasi kegempaan gunung api itu membuat statusnya menjadi waspada sejak September 2009.

Aktivitas kegempaan vulkanik meningkat sejak September 2009 dari normal hanya 200 hingga 300 kali per bulan naik menjadi 350 kali pada September 2009, dan naik lagi menjadi 1.130 kali pada Oktober 2009.

Sedangkan gempa vulkanik pada November 2009 sebanyak 852 kali, dan terbanyak pada Desember 2009 sebanyak 2.044 kali.

"Aktivitas gempa vulkanik memang fluktuatif sehingga saat ini masih ditetapkan status waspada dalam satu tahun ini oleh Pengamatan Gunung Api Kaba Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Rejang Lebong Provinsi Bengkulu," ujar gubernur.

Ia mengatakan selain melakukan simulasi pemerintah harus lebih fokus lagi untuk mengatasi korban jiwa jika terjadi gempa. Pemprov akan memasang beberapa jenis pengamanan sebagai media pemberitahuan kepada masyarakat sekitar gunung api Kaba tersebut.

Masyarakat sekitar diharapkan menjadi garda terdepan dalam pelaksanaan simulasi itu terutama warga Desa Sumber Urip karena jarak dengan pusat gunung hanya 4-5 kilometer (Km).

Hingga pada 2013 pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten dan kota akan serius memperhatikan risiko yang akan mengancam warga di daerah ini, karena terdapat empat kecamatan dan 14 desa yang berada dalam ancaman letusan gunung tersebut. (ANT-150/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010