Yogyakarta (ANTARA News) - Intensitas erupsi Gunung Merapi yang semula dilaporkan menurun, berdasarkan pantauan Sabtu dinihari hingga pukul 07.00 WIB ternyata masih tinggi sehingga warga diminta tetap waspada.

Hasil pemantauan kegempaan menunjukkan sepanjang Sabtu dini hari telah terjadi tujuh kali gempa vulkanik, tremor beruntun, 11 guguran, dan sekali gempa tektonik, sedangkan awan panas tidak terjadi dalam kurun waktu itu, kata Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM.

Kepala (PVMBG) Badan Geologi ESDM Surono mengatakan, pemantauan mudah dilakukan karena cuaca cerah sejak Sabtu dini hari hingga pagi . "Dari pos Ketep dapat diamati asap sepanjang waktu dengan tinggi maksimal 1.200 meter berwarna putih kecokelatan dengan intensitas pekat condong ke selatan hingga barat daya.

Ia mengatakan, dari CCTV Deles tampak api diam pada pukul 01.16 WIB, sedangkan endapan lahar yang menumpuk di puncak Gunung Merapi berwarna cokelat keruh membawa material telah mengaliri sungai-sungai yang berhulu di Puncak Gunung Merapi.

Aliran lahar tampak berwarna cokelat keruh membawa material sedimen tanpa membawa material batuan maupun kayu/pohon di Jembatan Pogunglor aliran air sungai setinggi 2 meter

"Di Dusun Lempungsari Desa Plemburan, masyarakat melakukan evakuasi mandiri sebanyak 22 kepala keluarga mengungsi. Di jembatan Sayidan, aliran air sungai setinggi 0,5 meter," katanya.

Endapan lahar secara umum telah teramati di semua sungai yang berhulu di puncak Gunung Merapi kearah tenggara, selatan, barat daya, barat hingga barat laut meliputi Kali Woro, Kali Gendol, Kali Kuning, Kali Boyong, Kali Bedog, Kali Krasak, Kali Bebeng, Kali Sat, Kali Lamat, Kali Senowo, Kali Tringsing, dan Kali Apu.

Dengan adanya laporan itu, maka aktivitas Gunung Merapi masih tinggi dan statusnya masih "awas" atau level 4 dengan ancaman bahaya awan panas dan lahar.

(E013/M008/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010