Guangzhou (ANTARA News) - Menpora Andi Malarangeng meminta seluruh atlet dan ofisial kontingen Indonesia menjaga semangat menghadapi pertandingan di arena Asian Games XVI meskipun ruang gerak yang seba terbatas karena tidak bebasnya transportasi di Guangzhou, China. Permintaan itu disampaikan Menpora saat mengunjungi Posko Kontingen Indonesia di Perkampungan Atlet Asian Games, Sabtu.

"Saya tidak mengerti di sini serba `ribet` karena begitu ketatnya penjagaan dan pembatasan. Karena itulah saya minta kepada seluruh kontingen agar mempersiapkan diri dengan baik terutama dalam hal transportasi ke tempat-tempat pertandingan. Tolong disiapkan dengan betul, dicek dengan cermat jadwal keberangkatan bus yang akan mengangkut para atlet dan jangan sampai ketinggalan karena kita bisa kalah WO karenanya," kata Menpora.

Perkampungan atlet ini terletak di Kota Asian Games yang terletak di bagian selatan Kota Guangzhou, Ibu Kota ProvinsiGuangdong. Di Kota Asian Games yang luasnya 2,7 kilometer persegi ini juga terdapat Perkampungan Media dan Perkampungan Pekerja Teknis.

Di kawasan kota satelit itu hanya kendaraan bus pengangkut atlet dan ofisial yang boleh beroperasi dengan rute terbatas. Kendaraan tidak bebas ke mana saja karena rutenya sudah ditentukan dan jalanan banyak ditutup untuk pengamanan.

Taksi atau angkutan umum dilarang beroperasi di kawasan ini. Hal inilah yang menyulitkan pergerakan para atlet dari satu tempat ke tempat lain. Untuk bepergian ke tempat-tempat pertandingan yang harus ditempuh rata-rata satu jam, para atlet dan anggota kontingen sangat bergantung pada transportasi yang disediakan panitia.

Demikian pula di pintu-pintu masuk tempat pertandingan dan perkampungan atlet, penjagaan sangat ketat dan terkesan berlebihan.

Rombongan Menpora Andi Malarangeng yang hendak meninjau Kontingen Indonesia di Perkampungan Atlet pun dibatasi, dan para petugas tidak mau kompromi. Staf Khusus Menpora yang juga mantan pebulutangkis Ivana Lie dilarang masuk dan akhirnya harus menunggu di pintu gerbang. Hanya orang-orang dengan tanda pengenal khusus yang boleh memasuki kawasan tertentu. Hal inilah yang dikeluhkan Menpora saat menghadiri Upacara Pembukaan Asian Games Ke-16, Jumat malam.

Pada kunjungan tersebut Menpora sempat mengecek poliklinik kontingen Indonesia yang dibuka 24 jam untuk melayani para atlet. Keberadaan poliklinik ini sangat penting mengingat cuaca di Guangzhou saat ini yang sangat panas pada siang hari. Sinar matahari cukup menyengat dan suhu udara dapat mencapai 30 derajat celsius.

Menpora sempat terkesan pada para atlet Indonesia yang terlihat bersemangat dan siap bertanding. Kepulangan Menpora dari Perkampungan Atlet Indonesia dilepas dengan yel-yel para atlet dan ofisial yang sangat kompak. Menpora pun menyambut yel-yel para atlet dengan semangat pula.

Pada kesempatan yang sama anggota DPR-RI Edi Baskoro yang hadir bersama Menpora juga meminta seluruh anggota kontingen menjaga kekompakan. Secara khusus anggota DPR RI ini menyampaikan pesan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"Saya tadi pagi sempat bicara melalui telepon dengan Bapak Presiden. Beliau berpesan agar seluruh anggota kontingen tetap bersemangat, menjaga kekompakan, dan bertandingan dengan kekuatan penuh untuk merebut medali," tutur Edi yang merupakan putra Presiden itu.

Sementara itu, rombongan tim sepaktakraw Indonesia, Jumat malam tiba di Guangzhou. Kepergian tim sepaktakraw Indonesia ke Guangzhou sempat tertunda dua hari akibat masalah kartu identitas. Tim sepaktakraw akhirnya baru dapat bertolak menuju Guangzhou setelah mendapatkan visa dari Kedubes China di Jakarta.(*)
(ANT-133/A020/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010