Guangzhou (ANTARA News) - Lifter putra Indonesia di kelas 69kg, Triyatno, mengakui angkatan jerk-nya sangat lemah sehingga membuat penampilannya tidak maksimal dan harus puas dengan medali perunggu pada Asian Games Ke-16 di Guangzhou, China, Senin.

Pada pertandingan yang menentukan hari Senin sore itu, Triyatno sempat tertinggal empat poin di belakang dua lifter Iran, Morteza Rezafian dan Seyed Panzvan, yang sama-sama membukukan angkatan snatch 147 kilogram. Sementara Triyatno dan lifter Korea Utara, Kum Sok Kim, sama-sama membukukan angkatan 143kg.

Pada angkatan clean and jerk berikutnya, sampai pada kesempatan ketiga Kim memimpin dengan angkatan 181kg dan Rezafian 177kg. Tidak ada pilihan bagi Triyatno kecuali harus "berjibaku" dengan angkatan 182kg.

"Beban itu merupakan pilihan terakhir, saya dapat emas atau perunggu. Waktu angkatan clean saya dapat melakukannya dengan baik, namun saat jerk lemparan ke atas saya masih kutang bagus. Di situlah saya gagal. Saya agak kecewa, tetapi itulah pertandingan angkat besi. Apa yang tertulis di atas kertas sangat berbeda dengan saat pertandingan," tutur Triyatno.

Diakui oleh Triyatno, bahwa setahun terakhir ini angkatan jerk-nya memang kurang bagus. Karena itu dia berharap dapat memperbaiki teknis "lemparannya" agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal. "Mungkin juga saat ini belum rejeki saya," ujar Triatno merendah.

Sementara itu pelatih tim angkat besi Indonesia, Lukman, menyatakan bahwa apa yang dilakukan Triyatno pada pertandingan tersebut sesuai dengan skenario tim. Hanya saja di angkatan snatch, menurut dua, Triatno dapat membukukan hasil yang lebih baik lagi.

"Ada sedikit kesalahan di angkatan kedua dan ketiga snatch. Pada angkatan kedua kita pasang angkatan 148kg karena lifter Iran telah mencetak 147kg dengan berat badan lebih ringan ketimbang Triyatno."

"Tapi ternyata gagal karena ada kesalahan dari segi teknik angkatan sehingga membuat bar melambung membentuk gerakan swing sehingga upaya membuat imbang terkendala dengan hal tersebut. Pada angkatan ketiga Triyatno terlalu berhati-hati sehingga tarikannya kurang penuh dan kemudian gagal lagi," papar Lukman.

Pada clean and jerk, menurut Lukman, angkatan Triyatno 178kg memastikannya mengamankan medali perunggu. Selanjutnya untuk merebut medali emas atau perak pilihannya hanya satu, angkatan 182kg.

"Teknik clean-nya bagus sekali, hanya sayangnya teknik jerk-nya masih kurang. Daya dorong ke atasnya akan ke belakang dan kurang tinggi. Hal inilah yang membuat Triyatno gagal mengangkat beban tersebut," kata Lukman.

Menurut Lukman, hasil yang dibukukan Triyatno tersebut akan dievaluasi sekembalinya dari Guangzhou nanti. Dia optimistis teknik angkatan Triyatno masih dapat diperbaiki sehingga ke depan dia dapat berprestasi lebih baik lagi.
(ANT133/I015)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010