Jakarta (ANTARA) - Sosok-sosok inspiratif seperti pengusaha muda Cath Halim, aktivis tuli Surya Sahetapy dan pembuat konten Andrea Gunawan digandeng startup clear aligner Rata dalam kampanye Freedom To Smile untuk berbagi cerita unik untuk mendukung keragaman dan kesadaran inklusif.

Co-Founder dan CMO Rata Indonesia, drg. Deviana Maria, mengatakan inisiatif ini dibuat untuk memberikan kesadaran terhadap inklusivitas dan keragaman yang ada di kehidupan sosial. Pihaknya percaya bahwa setiap orang berhak untuk mengejar passion atau gairah, impian, cita-cita, dan merasa bahagia dengan standard yang sudah ditetapkan masing-masing orang.

"Selama pandemi ini kami mendengar banyak cerita dari berbagai kalangan yang membuat kami tersadar bahwa orang berlomba-lomba untuk memiliki sebuah peran atau berada di posisi tertentu yang dianggap paling baik oleh masyarakat. Seringkali, hal tersebut malah menjadi penghalang bagi kita untuk menerima diri sendiri sebagai seorang individu yang unik sehingga kita dapat mengembangkan diri dengan cara masing-masing,” kata Deviana dikutip dari siaran resmi, Sabtu.

Menurut laporan We Are Social dan Hootsuite “Digital 2021: Indonesia”, 61.8 persen dari total populasi di Indonesia merupakan pengguna media sosial. Mengetahui banyaknya pengguna aktif media sosial di Indonesia, Rata menyadari pentingnya kesadaran dan kebutuhan akan keberagaman sudut pandang agar masyarakat dapat saling menghargai pilihan satu sama lain.

Baca juga: Cara mendidik anak sadar inklusivitas

Cath Halim berbagi cerita tentang perjalanannya dari seorang karyawan korporasi menjadi pekerja lepas demi mengejar impiannya dan bebas menjadi dirinya sendiri.

"Kita nggak bisa otomatis menemukan apa passion kita, karena hal ini tidak diajarkan di sekolah. Aku butuh waktu yang lama untuk menyadari kegiatan apa yang suka aku lakukan. Aku percaya bahwa jika kita punya freedom (kebebasan) untuk menjadi diri kita sendiri dan mengejar apa yang kita suka, kita akan selalu merasa puas dan bahagia,” cerita Cath Halim.

Surya Sahetapy, seorang aktivis Tuli, juru bahasa isyarat, dan aktor asal Indonesia juga berpartisipasi dalam kegiatan ini untuk mematahkan stigma terhadap sahabat tuli dengan memperkenalkan bahasa isyarat.

"Saya terlahir sebagai Tuli dan disabilitas. Bahasa atau pengguna bahasa isyarat yang dianggap sebagai bahasa minoritas, banyak orang menganggap remeh tentang bahasa isyarat dan bahkan bahasa isyarat sempat jadi tabu karena stigma masyarakat. Bagaimanapun kita berhak untuk bermimpi, kita juga tidak boleh menyerah dan kita berhak untuk mendapatkan kebahagiaan," kata Surya Sahetapy.

Persona inspiratif sekaligus lifestyle content creator, Andrea Gunawan, turut menceritakan kecemasannya karena masalah kulit yang dideritanya. Komentar orang-orang terdekatnya membuat Andrea sulit untuk menerima keadaan dirinya dengan kondisi kulitnya tersebut, meski kini ia mulai belajar menerima kondisi dirinya.

“Ya, aku masih merasa tidak percaya diri dari waktu ke waktu, tapi aku juga belajar menerima diriku. Kita semua tahu bahwa menerima diri apa adanya, belajar jadi lebih percaya diri sambil terus mengusahakan yang terbaik untuk diri sendiri adalah perjalanan panjang yang penuh jatuh-bangun karena ini adalah proses. Aku ingin mengingatkan, kita cukup menjadi diri sendiri dan kita layak untuk bahagia.” imbuh Andrea Gunawan.

Selain itu, ada pula beberapa persona inspiratif lainnya seperti Cindercella, Caldi Sylla, Clarissa Putri, dan Sonia Eryka yang juga berbagi cerita unik mereka dalam mencapai impian dan standar diri mereka masing-masing.

“Melalui #MerdekaSamaRata kami ingin menyampaikan bahwa setiap individu berhak untuk mengejar passion, impian, cita-cita yang mereka tentukan sendiri. Kami ingin mengajak setiap orang untuk menetapkan standar masing-masing serta menghargai standar yang ditetapkan orang lain dan berbahagia atas diri mereka sendiri dan orang lain,” tutup Deviana.

Baca juga: Isu inklusivitas sering terabaikan dalam penanganan pandemi COVID-19

Baca juga: Aplikasi InaRisk Personal BNPB perluas inklusivitas info bencana

Baca juga: Dukung inklusivitas, gerai makanan siap saji pekerjakan kru tuli

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021