Pangkalpinang (ANTARA News) - Wakil Menteri Pendidikan Nasional Prof Dr Fasli Djalal mengemukakan bahwa lebih dari satu juta orang lulusan perguruan tinggi menjadi pengangguran karena kurang memperhatikan kualitas dan mutu pendidikan.

"Lebih dari satu juta orang lulusan perguruan tinggi baik program diploma dan strata satu tidak bekerja atau menganggur, diantara penyebabnya adalah kita cenderung memperhatikan kuantitas dibanding kualitas atau mutu pendidikan," katanya di Pangkalpinang, Sabtu.

Justeru itu, kata dia, pendidikan ke depan tidak hanya memperhatikan rata-rata lama menempuh masa pendidikan tetapi dilihat dari kualitas dan mutunya.

"Di sejumlah negara di dunia, kesejahteraan dan pendapatan per kapita masyarakatnya meningkatkan karena pendidikan berorientasi kepada kualitas dan mutu," ujarnya.

Menurut dia, rata-rata masa pendidikan di Indonesia cukup tinggi dibanding dengan sejumlah negara di dunia namun pendapatan dan kesejahteraannya relatif rendah.

"Artinya, relevansi, inovasi dan kreatifitas pendidikan itu sangat menentukan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengatasi pengangguran di negara ini," ujarnya.

Wakil Mendiknas memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kota Pangkalpinang yang saat ini menjalankan program wajib belajar 15 tahun, namun harus memperhatikan kualitas dan mutu.

"Angka dan lama bersekolah bukan jaminan untuk menghasilkan pendidikan berkualitas dan bermutu, maka silahkan perhatikan kuantitas tetapi jangan abaikan kualitas," ujarnya.

Menurut dia, program wajib belajar 15 tahun yang diterapkan Pemkot Pangkalpinang dapat meningkatkan angka masuk perguruan tinggi (APK) yang bisa mencapai 95 persen.

"Apalagi di Babel ada tiga perguruan tinggi negeri yaitu Universitas Bangka Belitung, Politeknik Manufaktur Timah dan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri serta sejumlah perguruan tinggi swasta lainnya yang dapat menyerap ribuan calon mahasiswa," ujarnya.

(KR-HDI/M027/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010