Surabaya (ANTARA News) - Wakil Presiden Boediono mengingatkan nasionalisme dapat menjadi landasan penting bagi bangsa dan negara untuk bertarung di era globalisasi yang dinilai memiliki sejumlah risiko.

"Risiko adanya globalisasi seperti dengan cepatnya arus informasi menjadikan rasa nasionalisme perlu diperkuat agar mampu bersaing dan bertarung di luar dan segala bidang seperti politik, ekonomi dan pertahanan," kata Wapres saat memberikan sambutan dalam pembukaan Kongres Persatuan Alumni gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), di Surabaya, Jumat.

Dalam awal dan akhir sambutan tersebut yang dihadiri sejumlah tokoh GMNI dari berbagai daerah, Wapres sempat meneriakkan yel "Merdeka" yang selanjutnya diikuti peserta kongres.

Menurut Wapres, tantangan globalisasi dari luar dapat menimbulkan sejumlah isu dari berbagai kelompok yang bisa mengancam ke arah disintegrasi negara.

Boediono mengingatkan, sejak awal nasionalisme yang ditanamkan para pendiri bangsa adalah bukan nasionalisme sempit dan tertutup.

"Bung Karno mengatakan bahwa nasionalisme Indonesia akan tumbuh subur di Taman Sari Internasionalisme. Itu maknanya nasionalisme jangan sempt, tertutup dan lihat ke dalam saja," ujar Wapres Boediono yang diikuti tepuk tangan dari peserta kongres.

Wapres mengingatkan pula globalisasi juga bisa menimbulkan masalah kalau bangsa dan negara Indonesia tidak siap menghadapi era itu, sehingga negara bangsa sangat penting dimiliki setiap masyarakat Indonesia.

Dalam globalisasi, kata Wapres, juga diperlukan kemampuan suatu bangsa untuk melakukan negosiasi dan diplomasi, sehingga Indonesia akan menang.

"Di era globalisasi akan banyak aturan main yang ditentukan era dunia yang bisa mengikat Indoensia, tapi kalau kemampuan diplomasi maka aturan main bisa sesuai dengan kepentingan Indonesia," papar Wapres.

Wapres Boediono juga mengajak para bangsa Indonesia untuk berkorban dan terus menanam kecintaan pada Tanah Air yang pada akhirnya nanti akan dinikmati oleh anak-anak.

Diingatkan Wapres pula bahwa republik ini didirikan atas dasar kesepakatan dari berbagai elemen bangsa waktu itu, dan sepakat tidak ada yang memaksa untuk dirikan negara RI.

"Landasannya senasib, saat itu alami masa penjajahan, tapi bukan hanya senasib tapi harus bayangkan ke depan," kata Wapres.

Jika menyimak secara bertahap cita-cita pendiri negara yang memberi landasan pokok yang sebagai pijakan berdiri maka harus dikawal dan dijaga, sehingga jangan lepas.

"Landasan pokok itu adalah Pancasila serta UUD 45 dan itu harus terus kita kawal hingga masa depan," kata Wapres menegaskan.
(A025/C004)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010