Kerinci, Jambi (ANTARA News) - Lebih dari 30 hektare lahan kritis berada di Kabupaten Kerinci, kata Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Kerinci, Jambi, Hasani, merespon pencanangan program penanaman semilyar pohon oleh Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono, Minggu.

"Lebih dari 30 hektare lahan di Kerinci ini adalah lahan kritis, kondisi tersebut menjadi masalah sangat serius bagi kita selama ini. Karena itu dengan adanya program penanaman satu milyar pohon oleh presiden ini dapat menjadi salah solusi pemecahan masalah ini," katanya di Kerinci, Minggu.

Lahan kritis tersebut umumnya berada di Kecamatan Air Hangat, Keliling Danau, Danau Kerinci, dan sebagian kecil di Sitinjau laut. Termasuk di dalam pendataan tersebut bukti yang kini masuk wilayahn administratif pemerintahan kota Sungaipenuh, yakni bukit Kumun.

"Kondisi ini jelas merisaukan kita, mengingat status Kerinci sebagai kabupaten wisata dan kawasan dominan TNKS yang semestinya adalah negeri yang hijau dan rindang pepohonan. Namun lahan kritis ini sudah ada semenjak ratusan tahun silam, namun tidak pernah tertanggulangi, bukan saat ini saja," ujar Hasani.

Sebelumnya, kata Hasani, berbagai program penghijauan telah digulirkan baik oleh Pemkab melalui Dishut maupun yang dipelopori oleh pihak swasta, LSM, organisasi Pala, pemuda, Pramuka dan lain sebagainya. Namun penamaman kembali atau reboisasi itu selalu gagal, tidak pernah sampai menunjukkan hasil.

"Kini bukit-bukit gundul tanpa pepohonan besar kecuali beberapa batang pinus Kerinci itu tetap seperti keadaannya semula, gersang dan merangas. Hanya rumputan ilalang, resam dan jenis tanaman perdul liar lainnya yang tumbuh," kata Hasani.

Untuk reboisasi, pihaknya sudah berulangkali mengajukan program ke tingkat provinsi dan dan pusat. Pada 2010 sempat disetujui pengadaan bibit 10 ribu batang oleh pemerintah pusat melalui kementerian khutanan. Program tersebut masuk ke dalam anggaran perubahan.

?Namun untuk realisasinya kita terkendala, terutama kendala teknis pengelolaan dilapangan dan masalah SDM. Maka alokasi dana untuk bibit dan reboisasi itu pun terpaksa harus ditunda. Kita tentu mengharapkan bisa dialokasikan pada 2011 ini bersamaan dengan momentum penanaman semilyar pohon oleh presiden,? terangnya.

Untuk mengatasi kendali yang terjadi selama ini khususnya masalah teknis seperti pengelolaan dan SDM, pihaknya sudah melakukan pelatihan dan penyuluhan erhadap tenaga pengelola. Mereka dibekali ilmu manejemen pengelolaan aset kehutanan masyarakat.

"Sekarang boleh bibilang kita sudah siap, meskipun belum sepenuhnya. Yang jelas kendala teknis yang kita hadapi selama ini sudah sedikit teratasi dengan adanya pelatihan terus menerus terhadap tenaga SDM yang kita siapkan untuk mengelola reboisasi tersebut. 2011 kita yakin sudah bisa dimulai program penhijauan lahan-lahan kritis tersebut," katanya menambahkan.
(T.ANT-144/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010