Sleman (ANTARA News) - Sejumlah pengungsi bencana Gunung Merapi meninggalkan tempat penampungan di Stadion Maguwoharjo, Kabupaten Sleman, karena kehabisan uang sehingga mereka mencari pekerjaan.

"Hampir satu bulan berada di pengungsian rasanya jenuh, dan kami butuh uang untuk hidup serta biaya sekolah anak," kata salah seorang pengungsi warga Dusun Kaliurang Timur, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Suradi, Selasa.

Menurut dia, dirinya sudah sekitar lima hari pulang ke rumahnya yang hanya berjarak sekitar tujuh kilometer dari puncak Gunung Merapi.

"Kami mencoba mencari pekerjaan serabutan, dan kebetulan saat ini banyak pemilik pondok wisata di Kaliurang yang akan membersihkan tempat usahanya yang terkena abu vulkanik Merapi. Lumayan satu hari bisa mendapat Rp40 ribu, sehingga dapat untuk biaya hidup dan biaya sekolah anak," katanya.

Hal yang sama juga dilakukan Ismunanto warga Kaliurang lainnya. Ia memilih pulang ke rumahnya karena merasa jenuh di pengungsian mandiri di kawasan Gentan, Kecamatan Ngaglik, Sleman.

"Kami bersama dengan 30 pengungsi mandiri lainnya memilih pulang ke rumah karena kurangnya perhatian pemerintah terhadap posko mandiri. Logistik untuk keperluan makan di posko mandiri sudah habis. Daripada susah makan di posko pengungsian, lebih baik berada di rumah sendiri, dan saya akan mencoba mencari pinjaman uang di bank," katanya.

Ia mengatakan untuk menata kembali hidup keluarganya, dirinya hanya akan mengandalkan uang pinjaman dari bank, karena sumber ekonomi keluarga selama ini yakni sapi perah sedang tidak menghasilkan karena stres akibat erupsi Merapi.

"Sapi saya stres dan tidak menghasilkan susu, paling cepat tiga bulan lagi kondisi sapi baru normal, dan menghasilkan susu kembali," katanya.
(ANT/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010