Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa ditutup anjlok hingga 2,74 persen ke level 3.500 poin dipicu oleh melemahnya saham-saham berkapitalisasi besar (big cap).

IHSG BEI ditutup melemah 99,425 poin atau 2,74 persen ke posisi 3.531,211, sementara indeks kelompok 45 saham unggulan (LQ45) juga turun 22,689 poin (3,43 persen) ke posisi 638.076.

Analis saham dari Eko Capital Cece Ridwan mengatakan, saham-saham big cap yang melemah hingga 3 persen memberi dampak negatif pada indeks BEI.

"Selama ini yang menopang kenaikan indeks saham berkapitalisasi besar, hari ini indeks anjlok karena saham bigcap koreksi," ujarnya.

Selain itu, lanjut dia, salah satu faktor yang mendorong pelemahan IHSG adalah pernyataan dari negara China yang akan menaikkan suku bunga hingga 25 basis poin (bps).

"China ingin menaikkan suku bunganya hingga 25 bps, hal itu memberi sentimen negatif pada bursa-bursa regional," katanya.

Ia menambahkan, pelaku pasar menggunakan kesempatan sentimen negatif itu juga untuk melakukan aksi ambil untung (profit taking).

Ia memprediksi pada perdagangan selanjutnya Rabu (1/12) indeks BEI bergerak dikisaran 3.500-3.570 poin.

Tercatat pergerakkan volume perdagangan hari ini berjalan mencapai 8,163 miliar saham dengan nilai Rp7,829 triliun yang dihasilkan dari 145.474 kali transaksi.

Saham didominasi oleh saham yang melemah sebanyak 187 saham yang turun, yang menguat hanya sebanyak 65 saham, dan 55 saham tidak bergerak harganya.

Saham yang mengkontribusi pelemahan indeks BEI diantaranya, Astra Internasional (ASII) turun Rp1.650 ke Rp52.700, Gudang garam (GGRM) turun Rp1.500 ke Rp41.100, Indotambang (ITMG) turun Rp1.450 ke Rp48.950.

Pergerakkan bursa regional, indeks Hang Seng di bursa Hong Kong turun 158,23 poin (0,68 persen) menjadi 23.007,99, indeks Nikkei 225 di bursa Tokyo turun 188,95 poin (1,87 persen) ke posisi 9.937,04, sedangkan indeks Straits Times di bursa Singapura turun 13,51 poin (0,43 persen) menjadi 3.144,70.

(KR-ZMF/B012/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010