Surabaya (ANTARA News) - Sebanyak 1.030 orang kalangan usia produktif antara 25 tahun hingga 29 tahun di Jawa Timur mendominasi penderita HIV/AIDS karena perilaku gaya hidup modern menyimpang.

"Selain itu, 761 penderita HIV/AIDS berasal dari masyarakat Jatim yang berusia 30 tahun hingga 34 tahun," kata aktivis/pegiat LSM Akar Surabaya, Pungkas Wicaksono, di Universitas Dr. Soetomo (Unitomo), Surabaya, Kamis.

Menurut pembicara seminar "HIV/AIDS Cegah Sejak Dini Melalui Kesehatan Reproduksi Remaja" itu, "Human Immuno Deficiency Virus/HIV" merupakan virus yang menurunkan kekebalan tubuh manusia.

"Sementara, `Acquired Immuno Deficiency Syndrome/AIDS` adalah kumpulan munculnya berbagai gejala penyakit akibat sistem kekebalan tubuh yang sudah dirusak HIV," ujarnya.

Ia menjelaskan, orang yang tubuhnya kena "HIV" mayoritas kandungan sel darah putihnya mencapai 350 keping.

"Padahal, manusia normal memiliki 600an keping," katanya.

Di samping itu, ia menyebutkan, banyaknya orang yang terdaftar sebagai penderita HIV/AIDS di Jatim saat didata pemerintah telah mengidap AIDS.

"Di sisi lain, sebenarnya masa perkembangan virus HIV untuk menjadi AIDS membutuhkan waktu sekitar lima tahun karena virus itu memang sulit dideteksi," katanya.

Pengidap HIV/AIDS, tambah dia, sesuai data organisasi HIV/AIDS Perserikatan Bangsa - Bangsa (PBB) pada tahun 2007 sebanyak 90 persen ada di negara berkembang.

Salah satu faktornya adalah perkembangan film porno negara maju yang banyak didrop ke negara itu dan rendahnya moral bangsa tersebut.

"Sementara, di negara maju yang menjadi produsen film porno hanya segelintir orang yang mengidap HIV/AIDS. Negara itu sengaja merusak moral bangsa lain melalui film porno," katanya.

Penyebab lain banyaknya korban HIV/AIDS, ulas dia, juga dikarenakan besarnya minat masyarakat usia 12 tahun hingga 25 tahun yang berpredikat sebagai pecandu narkotika dan obat - obatan.

Umumnya mereka terperosok ke dunia hitam itu karena ingin merasa diterima, gaya hidup, pelarian diri dari kenyataan mengingat remaja banyak masalah.

"Apalagi, remaja dinilai sering membesar - besarkan masalah," katanya.

Menyikapi kondisi tersebut, Pengelola Program Komisi Pengendalian AIDS (KPA) Jatim, Sutarmin, mengemukakan, kini peringkat Jatim terhadap kasus HIV/AIDS meningkat menjadi kedua secara nasional sedangkan per Februari 2010 masih di peringkat ketiga di Tanah Air.

"Peningkatan ini karena semakin terbongkarnya banyak kasus dan kian tingginya masyarakat berperilaku menyimpang di provinsi ini," katanya.

Untuk menanggulangi kasus HIV/AIDS, lanjut dia, sampai Desember 2010 sejumlah negara telah menyalurkan bantuan wujud kepeduliannya terhadap pengidap HIV/AIDS di Jatim.

"Besaran bantuan yang kami terima mencapai sekitar Rp4,8 miliar," katanya. (ANT-071/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010