London (ANTARA News) - Situs WikiLeaks tengah berjuang untuk tetap online setelah Swedia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap pemimpinnya yang licin dan sedang berperang melawan serangan cyber, sementara pemerintah negara itu berupaya membungkam laman peniup peluit tersebut.

Pendiri WikiLeaks, Julian Assange muncul sesaat untuk mengatakan bahwa dia harus meningkatkan keamanan dirinya setelah menerima ancaman pembunuhan menyusul gelombang publikasi sekitar 250 ribu kawat diplomatik AS melalui lamannya itu.

Di Stockholm, para jaksa Swedia menerbitkan surat penangkapan internasional terbaru untuk Assange --yang diyakini berada di Inggris-- atas tuduhan serangan seks demi memenuhi unsur tuduhan yang dibutuhkan polisi Inggris guna menangkap Assange.

"Polisi Inggris meminta informasi tambahan yang berkaitan dengan sanksi maksimum untuk semua kejahatan dan semua interaksinya dengan surat dakwaan. Kami biasanya hanya memasukkan pelanggaran paling berat, yang dalam hal ini adalah kasus pemerkosaan," kata juru bicara kantor kejaksaan Swedia Karin Rosander kepada AFP.

Laporan-laporan dari Inggris menyebutkan bahwa Assange bisa ditangkap dalam jangka 10 hari.

Laman peniup peluit itu dipaksa beralih ke Swiss untuk mendapatkan domain baru setelah laman aslinya wikileaks.org dimatikan oleh provider Amerika, sementara Prancis berupaya melarang server-server Prancis menjadi web-hosting untuk laman tersebut.

Laman peniup peluit itu yang hosting di Swiss sempat ambruk Jumat malam kemarin setelah nama domainnya dimatikan provider sistem Amerika namun WikiLeaks muncul lagi di lebih dari 20 laman alternatifnya.

Rilis terakhir bocoran kawat diplomatik dari situs itu menunjukkan para pejabat AS menyangka Yaman memiliki senjata rahasia berupa misil yang ditembakkan dari bahu manusia, namun dianggap bakal membahayakan tentara AS jika jatuh ke pihak yang salah.

Kawat diplomatik lainnya yang dibocorkan adalah apa yang digambarkan para pejabat AS tentang ketakutan berlebihan Inggris mengenai hubungan sangat spesialnya dengan Washington.

Dalam tanya jawab online dengan harian Inggris The Guardian, Assange bersumpah akan melawan apa yang disebutnya "serangan terhadap kami oleh AS."

"Ancaman terhadap hidup kami sudah umum diketahui orang. Kendati begitu, kami mengambil langkah pencegahan yang tepat sampai tingkat bahwa kami mampu menghadapi sebuah adidaya," tulis pria Australia berusia 39 tahun itu.

Mantan kandidat presiden dari Partai Republik, Mike Huckabee, mengatakan siapapun yang bertanggungjawab ikut membocorkan rahasia-rahasis diplomatik itu harus diadili, sementara sejumlah pihak menyeru Assange untuk dibunuh.

Pengacara Assange di London, Mark Stephens, menandaskan baik Scotland Yard maupun dia belum menerima surat perintah penangkapan terbaru yang dikeluarkan Swedia itu.

Stephens mengaitkan surat perintah penangkapan itu dengan upaya-upaya canggih dalam membunuh laman tersebut, dan menyangka sebuah negara telah menjadi aktor dibalik upaya pembungkaman Assange.

Di Prancis, Menteri Perindustrian Eric Besson menyerukan pelarangan bagi server-server Prancis untuk menjadi hosting WikiLeaks, dengan alasan laman itu membahayakan keselamatan manusia.

"Prancis tidak bisa menjadi host laman-laman Internet yang melanggar kerahasiaan hubungan diplomatik dan membahayakan orang-orang yang dilindungi oleh kerahasiaan diplomatik," tulis Besson kepada lembaga resmi pemerintah yang mengurusi Internet di Prancis.

Amazon telah mematikan servernya untuk WikiLeaks, Rabu lalu, menyusul tekanan dari politisi AS dan sehari setelah sekelompok senator mengenalkan legislasi yang menyebutkan adalah ilegal menerbitkan nama-nama para informan diplomatik yang bekerja untuk militer dan komunitas intelijen AS.

WikiLeaks menyebut Amazon "pengecut" dalam sebuah pesan Twitter, Jumat.

Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton melukiskan pembobolan itu sebagai "serangan terhadap dunia" dan mengungkapkan penyesalannya kepada Presiden Argentina Cristina Kirchner dan Presiden Pakistan Asif Ali Zardari perihal konten dokumen yang dibocorkan itu.

Menyusul pembocoran kawat diplomatik yang mengungkapkan kritik AS terhadap kinerja pasukan Inggris di Afghanistan, Clinton mengatakan dia ingin mengungkapkan "penghormatan terdalam dan kekagumannya pada upaya-upaya luar biasa yang dilakukan pasukan Inggris."

Rusia juga marah karena dalam kawat diplomatik itu menyebutnya "negara mafia", sementara Presiden Dmitry Medvedev disamakan sebagai "Robin" untuk Perdana Menteri Vladimir Putin yang disebut "Batman".

Pada jumpa pers hari Jumat waktu setempat bersama PM Italia Silvio Berlusconi yang sedang berkunjung ke Rusia dan sama-sama menjadi target dalam kawat diplomatik itu, Medvedev menyebut kawat-kawat diplomatik rahasia itu melukiskan sinisme AS

Gedung Putih mengatakan pada banyak pemerintahan bahwa telah mengambil langkah untuk mencegah para pegawai yang tak berwenang, mengakses dokumen-dokumen rahasia dalam kawat diplomatik yang dibocorkan WikiLeaks itu. (*)

AFP/Jafar Sidik

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010