Bogor (ANTARA News) - Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI), Selasa di Bogor, menegaskan, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Pancasila merupakan harga mati.

Ketua Stering Comittee Pnaitia Muktamar ke-V ICMI, Prof Hidayat Syarief, Selasa di Bogor menegaskan, bagi ICMI NKRI dan Pancasila sudah tidak dapat ditawar-tawar lagi.

"NKRI dan Pancasila adalah harga mati," ujar Hidayat Syarief.

Hidayat Syarief mengemukakan, sebagai organisasi cendekia, ICMI akan mendorong agar masyarakat memiliki semangat dan jiwa nasionalisme.

"Nasionalisme bagian daripada iman. Seseorang yang beriman seharusnya menjadi nasionalis, karena agama mengajarkan kita untuk mencintai negeri," papar Hidayat Syarief.

Menurut dia, semangat melanjutkan cita-cita perjuangan yang ditunjukkan para "founding fathers" atau bapak-bapak pendiri bangsa merupakan jati diri ICMI sebagai organisasi para cendekia.

"Ciri utama cendekia adalah memiliki kepedulian tinggi terhadap masalah sosial, termasuk pada masalah kebangsaan," tuturnya.

Sementara itu, Edwarsah Idris, peserta Muktamar ICMI asal Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dalam sidang paripurna membahas hasil pleno komisi-komisi mengemukakan hal senada. "NKRI merupakan harga mati. ICMI harus berada di depan dalam mempertahankan bentuk kenegaraan terbaik bagi Indonesia," tegasnya.

Diutarakannya, NKRI menjadi faktor utama pemersatu kepulauan nusantara. Karena itu bentuk NKRI harus terus dipertahankan untuk menjamin kelangsungan masa depan Indonesia.

Di sisi lain Pancasila sebagai cara pandang Indonesia sebagi sebuah bangsa juga harus dipertahankan, karena menjadi falsafah dasar dalam bernegara. (ANT/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010